ZEFANYA IRISHANTI ARUNA PUTRI (2024) DETERMINAN PERAWAKAN PENDEK (STUNTED) PADA BALITA. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.
![]() |
Text (Skripsi Kedokteran)
41200515_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (2MB) |
![]() |
Text (Skripsi Kedokteran)
41200515_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Latar Belakang: Perawakan pendek atau stunted merupakan gangguan pertumbuhan yang ditandai dengan tinggi atau panjang badan yang lebih rendah yaitu <-2 Standar Deviasi berdasarkan standar baku World Health Organization (WHO). Dampak perawakan pendek mencakup penurunan intelegensi dan prestasi belajar yang dapat mempengaruhi ekonomi suatu negara. Prevalensi perawakan pendek di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 21,6%. Sedangkan, di Daerah Istimewa Yogyakarta persentasenya sebesar 16,4%. Karakteristik anak yang menjadi faktor risiko perawakan pendek seperti usia balita 12-23 bulan, jenis kelamin laki-laki, dan berat badan lahir rendah. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan kejadian perawakan pendek, terutama karakteristik anak, pada balita. Metode dan Subjek Penelitian: Penelitian ini merupakan studi case-control observasional dengan pendekatan retrospektif. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dengan data 30 balita yang pernah berobat di Rumah Sakit Bethesda. Sebanyak 15 balita sebagai kelompok kontrol dan 15 balita lainnya sebagai kelompok kasus. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling dan dihitung dengan rumus besar sampel dalam suatu populasi menggunakan OpenEpi V3.01 untuk menentukan jumlah sampel. Hasil Penelitian: Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa usia balita dan berat badan lahir merupakan determinan perawakan pendek yang signifikan. Balita usia 12-23 bulan memiliki risiko 5,5 kali lebih besar untuk mengalami perawakan pendek dibandingkan balita berusia 24-59 bulan (p=0,028). Balita dengan berat badan lahir rendah memiliki risiko 12,25 kali lebih besar untuk mengalami perawakan pendek dibandingkan balita dengan berat badan lahir normal (p=0,013). Jenis kelamin laki-laki tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kejadian perawakan pendek (p=0,143). Dari ketiga variabel yang diteliti, berat badan lahir rendah merupakan variabel yang lebih dominan terhadap kejadian perawakan pendek balita dibandingkan usia balita 12-23 bulan. Kesimpulan: Usia balita 12-23 bulan dan berat badan lahir rendah adalah determinan kejadian perawakan pendek pada balita dengan berat badan lahir rendah merupakan determinan yang lebih dominan.
Item Type: | Student paper (Final Year Projects (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Perawakan pendek, Stunted, Usia balita, Jenis kelamin balita, Berat badan lahir |
Subjects: | R Kedokteran. Medis > Pediatri R Kedokteran. Medis > Pediatri > Kesehatan Anak. Layanan Kesehatan Anak |
Divisions: | Fakultas Kedokteran > Prodi Kedokteran |
Depositing User: | Mayriska Eliana |
Date Deposited: | 28 Apr 2025 07:13 |
Last Modified: | 28 Apr 2025 07:13 |
URI: | http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/9782 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |