PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK TENUN SUMBA SEBAGAI CENDERAMATA PARIWISATA KABUPATEN SUMBA TENGAH

Kristian Oentoro and Wiyatiningsih (2019) PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK TENUN SUMBA SEBAGAI CENDERAMATA PARIWISATA KABUPATEN SUMBA TENGAH. Research Report (Lecturer). Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta. (Unpublished)

[img] Text (Laporan Penelitian Dosen)
144E394_PENDAHULUAN_KESIMPULAN_DAFTARPUSTAKA.pdf

Download (692kB)
[img] Text (Laporan Penelitian Dosen)
144E394_FULLTEXT.pdf
Restricted to Registered users only

Download (10MB) | Request a copy

Abstract

Tenun Sumba menyimpan nilai-nilai kearifan lokal warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan di tengah kemajuan teknologi dalam bidang tekstil. Pada tahun 2013, UNESCO memasukkan tenun Sumba ke dalam daftar pengamanan mendesak atau urgent safeguarding list karena jumlah perajin tenun tradisional Sumba yang semakin menurun. Inaduta yang terbentuk melalui kegiatan IFSTS-L UKDW dan ANU tahun 2018, menjadi salah satu kelompok perajin tenun di Desa Anajiaka yang masih aktif da mendapat dukungan dari pemerintah daerah hingga saat ini. Kepala Desa Anajiaka dan dinas terkait juga terus memberi perhatian kepada para perajin tenun Inaduta, karena kerajinan tenun di Kabupaten Sumba Tengah belum berkembang pesat, seperti di Sumba Barat dan Sumba Timur, mengingat kabupaten ini merupakan daerah yang baru mekar tahun 2007. Meskipun demikian, tenun Sumba tetap menjadi kebutuhan pokok masyarakat asli Sumba karena merupakan salah satu syarat dalam berbagai upacara adat Marapu, seperti pertunangan (belis), pernikahan, hingga upacara kematian sebagai bekal kubur. Tenun Sumba juga telah menjadi ikon kerajinan lokal di seluruh Pulau Sumba. Kabupaten Sumba Tengah sendiri dalam 5 tahun terakhir mulai banyak dikunjungi para wisatawan domestik dan mancanegara, Sumba Tengah memiliki 4 kelompok motif kain tenun yang sebagian besar terinspirasi dari bentuk rumah tradisional (rumah menara) dan hewan, seperti kuda, anjing, ayam, burung, udang, dan hewan-hewan lokal lainnya. Peningkatan jumlah wisatawan di Kabupaten Sumba Tengah merupakan potensi untuk mengembangkan produk cenderamata pariwisata yang belum tersedia dengan baik. Wisatawan selama ini lebih memilih untuk membeli cenderamata di luar daerah Sumba Tengah karena terdapat banyak pilihan desain produk yang menarik minat beli. Pemerintah setempat juga berharap kerajinan tenun dapat terus dilestarikan, dikembangkan, dan diperkenalkan kepada masyarakat luas karena jumlah perajin tenun di Sumba Tengah paling sedikit dibandingkan dengan 3 kabupaten lain di Pulau Sumba. Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan dengan metode New Product Development (NPD), maka tim peneliti berhasil mengidentifikasi benda-benda yang identik dengan Sumba Tengah menurut wisatawan, namun belum terdapat pada motif tenun Sumba, antara lain Parang Sumba (EC00201983099), Sirih Pinang (EC00201951039), Batu Kubur (EC00201951038), dan Kopi Sumba (EC00201951037). Selain menghasilkan Hak Kekayan Intelektual atas motif-motif baru, penelitian dan pengembangan cenderamata pariwisata juga menghasilkan luaran berupa diversifikasi produk tenun dengan kombinasi anyaman daun pandan, seperti tas tangan dan topi bundar. Luaran wajib yang dihasilkan berupa artikel ilmiah juga telah dideseminasikan dalam seminar nasional desain sosial dan dikembangkan untuk terbit dalam jurnal ilmiah. Melalui penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa branding dan desain produk kain tenun siap pakai menjadi strategi yang berpengaruh dalam mengembangkan nilai komersial kain Tenun Sumba sebagai cenderamata pariwisata.

Item Type: Project Report (Research Report (Lecturer))
Uncontrolled Keywords: Tenun Sumba, Desain, Cenderamata, Pariwisata
Subjects: N Seni Rupa > Seni Dekoratif. Seni Terapan. Dekorasi dan Ornamen
Depositing User: Jessica Dipta Novyana, A.Md
Date Deposited: 02 Aug 2024 03:31
Last Modified: 02 Aug 2024 03:31
URI: http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/8720

Actions (login required)

View Item View Item