Chong Lindawati (2023) SPIRITUALITAS DAN KONSEP DIRI PADA PENYANDANG DISABILITAS TINJAUAN PSIKOSPIRITUAL MENURUT WILLIAM JAMES DAN THOMAS MERTON. Thesis (S2) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.
Text (Tesis Filsafat Keilahian)
50210093_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (2MB) |
|
Text (Tesis Filsafat Keilahian)
50210093_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Konsep diri umumnya dipandang sebagai kajian di dalam bidang psikologi. Namun, tesis ini hendak memperlihatkan bahwa spiritualitas memiliki korelasi yang kuat dengan konsep diri, bahkan konsep diri merupakan poros spiritualitas. Itulah sebabnya penelitian di dalam tesis ini menggunakan pendekatan psikospiritualitas untuk mendapatkan pemahaman mengenai konsep diri penyandang disabilitas fisik yang menjadi partisipan di dalam penelitian ini. Sebagaimana halnya psikologi, spiritualitas juga tidak dapat dilepaskan dari pengalaman. Spiritualitas dapat menjadi pertolongan bagi seseorang di dalam memaknai pengalaman-pengalamannya dengan cara yang baru. Spiritualitas menuntun manusia menemukan rasa berharga di dalam hidupnya oleh karena mereka menemukan dorongan, makna dan tujuan hidup. Perasaan berharga adalah sesuatu yang signifikan di dalam konsep diri. William James seorang psikolog memberikan perhatian yang besar pada pengalaman religius atau spritualitas. Kontribusi signifikan James di dalam membangun relasi antara spiritualitas dan psikologi menjadi titik pijak di dalam studi mengenai konsep diri di dalam perspektif spiritualitas di sini. Melalui karya berharganya, “The Varieties Religious Experience,” James memperlihatkan bagaimana spiritualitas berkontribusi bagi pikiran sehat. Demikian pula Thomas Merton melalui dua sumber utama bukunya, “New Seeds of Contemplation” dan “The Inner Experience: Notes on Contemplation” menunjukkan bahwa seseorang hanya dapat menemukan diri sejatinya di dalam Tuhan. Dengan cara demikian, ia dapat melihat kebaikan intrinsik pada seluruh ciptaan-Nya. Penelitian di dalam tesis ini menggunakan kerangka berpikir teologi praktis di mana terjadi dialog antara teks dan pengalaman. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa apa yang diungkapkan partisipan di dalam penelitian ini memperoleh afirmasi dari pemikiran James dan Merton sekaligus dukungan dari para teolog disabilitas. Pertama, bagaimana penerimaan diri sering kali harus berhadapan dengan standar kenormalan yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. Standar kenormalan menjadi tantangan bagi penyandang disabilitas untuk menemukan diri sejatinya. Kedua, spiritualitas dan penemuan diri sejati berkontribusi pada sikap positif sekaligus kesadaran diri, termasuk menerima diri di dalam segala keterbatasannya.. Penemuan diri sejati di dalam spiritualitas juga membuahkan kegigihan sekaligus kepasrahan. Demkian pula apa yang disebut kepuasan hidup ditemukan di dalam penemuan diri sejati sekaligus keinginan untuk hidup berdampak bagi orang lain.
Item Type: | Student paper (Thesis (S2)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | konsep diri penyandang disabilitas, spiritualitas, pengalaman, diri sejati, pikiran sehat self-concept of persons with disabilities, spirituality, experience, true self, healthy mind |
Subjects: | B Filsafat. Psikologi. Agama > Psikologi B Filsafat. Psikologi. Agama > Agama |
Divisions: | Fakultas Teologi > Magister Filsafat Keilahian |
Depositing User: | Admin Repository |
Date Deposited: | 08 May 2024 03:56 |
Last Modified: | 08 May 2024 03:56 |
URI: | http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/8256 |
Actions (login required)
View Item |