KETIDAKADILAN GENDER TERHADAP PEREMPUAN DALAM TRADISI KAWIN TANGKAP DI SUMBA

01160014, Dea Emilia Sarlotha Plaikoil (2021) KETIDAKADILAN GENDER TERHADAP PEREMPUAN DALAM TRADISI KAWIN TANGKAP DI SUMBA. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

[img] Text (Skripsi Teologi)
01160014_bab1_bab5_daftar pustaka.pdf

Download (2MB)
[img] Text (Skripsi Teologi)
01160014_bab2 s.d bab4_lampiran.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Seiring berkembangnya stereotipe terhadap perempuan sebagai manusia yang lemah, emosional, dan irasional, mengantarkan kaum perempuan sebagai pribadi yang seringkali diasingkan dalam lingkungan sosial dan menempatkan perempuan sebagai kelompok yang rentan menjadi korban kekerasan. Salah satu penyebab perempuan rentan terhadap kekerasan ialah budaya patriarkat yang memberikan kuasa atau posisi lebih tinggi kepada laki-laki.Menurut Galtung, relasi kekuasaan yang terbentuk dalam relasi-relasi sosial di tengah masyarakat dapat menyebabkan penindasan, eksploitasi, manipulasi bahkan kekerasan. Galtung mengelompokkan kekerasan ke dalam tiga bentuk yakni kekerasan langsung, struktural dan kultural. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam budaya juga terdapat kekerasan. Namun kekerasan dalam budaya biasanya tidak dianggap sebagai kekerasan melainkan sebagai hal yang wajar karena timbul dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Salah satunya ialah jenis perkawinan “kawin tangkap” di Sumba. Dalam tradisi ini perempuan dipaksa untuk bungkam terhadap kekerasan yang dialaminya karena ditutupi oleh sistem budaya. Dalam praktek kawin tangkap di Sumba, menunjukkan para korban mengalami bentuk ketidakadilan seperti marginalisasi, subordinasi, stereotipe, kekerasan, dan beban kerja ganda. Keberhasilan perempuan untuk lepas dari kawin tangkap tentunya didasari oleh kesadaran bahwa kawin tangkap hanya akan membawa kerugian bagi perempuan. Perempuan tidak selamanya harus pasif dan tunduk pada sistem yang justru merugikan dirinya. Perempuan-perempuan yang menjadi korban kawin tangkap sebenarnya bisa melepaskan diri, yang diperlukan adalah dukungan dari keluarga, masyarakat, dan gereja.

Item Type: Student paper (Final Year Projects (S1))
Uncontrolled Keywords: Kekerasan, Ketidakadilan, Kawin tangkap, Perempuan, Galtung
Subjects: B Filsafat. Psikologi. Agama > BR Kekristenan
H Ilmu Sosial > HQ Keluarga. Pernikahan. Perempuan
Divisions: Fakultas Teologi > Filsafat Keilahian
Depositing User: Ms Hilaria Fortuna
Date Deposited: 08 Feb 2022 01:38
Last Modified: 08 Feb 2022 01:38
URI: http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/6203

Actions (login required)

View Item View Item