01052022, YUSNI RUD MENTINA BR PANDIA (2011) MAKNA MENGIKUT YESUS MENURUT MARKUS 10:28-31. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.
Text (Skripsi Teologi)
01052022_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (365kB) |
|
Text (Skripsi Teologi)
01052022_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (281kB) | Request a copy |
Abstract
Injil Markus menekankan tentang gambaran murid-murid yang gagal mengikut Yesus. Gambaran pertama dari hidup pengikut-pengikut Yesus yang gagal adalah, bahwa mereka tidak dapat memahami siapa Yesus dan jalan hidup yang dilalui-Nya. Kata-kata yang sering dipergunakan Markus dalam Injilnya, misalnya kata “tidak mampu mengerti” (7:8), “mengerti” (4:12; 6:52; 8:17,21), “tahu” (7:18; 8:17). Melalui beberapa kata di atas, Yesus menuntut pengertian dari murid-murid. Pengertian untuk memahami perkataan-perkataan-Nya, perumpamaan-Nya (4:13), mukjizat-Nya (6:52; 8:17-21) dan kehendak-Nya bagi murid-murid. Selain tuntutan untuk mengerti diri-Nya, Yesus juga menuntut murid-murid untuk terlibat dalam hidup-Nya. Terlibat dalam arti murid-murid memberikan diri dan memberikan hidup seutuhnya. Murid-murid dituntut meninggalkan rumah, saudara-saudarinya, dan lainnya demi Yesus dan Injil (10:29-30). Perjalanan hidup murid-murid selanjutnya menunjukkan, bahwa isi panggilan itu tidak dipahami dengan baik. Ketika Yesus memasuki rumah kepala rumah ibadat (5:37-43), peristiwa tentang pengakuan Petrus (8:27-33), ketika pertama kalinya Yesus menyatakan diri-Nya harus menderita, Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Yesus (8:32), peristiwa transfigurasi Yesus (9:2-13), peristiwa di taman Getsmani (14:32-42), peristiwa penyangkalan Petrus (14:66-72). Kegagalan mereka dalam mengikuti Yesus terbukti sampai ketika Yesus ditangkap dan mereka melarikan diri entah kemana (14:5052). Melalui kegagalan-kegagalan para murid-murid ini, Markus menginginkan agar kegagalan-kegagalan seperti ini tidak terulang lagi dalam kehidupan pengikut-pengikut Yesus saat ini. MENGIKUT YESUS: TIDAK MENUNTUT UPAH. Dalam mengikut Yesus, tidak ada tuntutan upah dari pengikut-pengikut-Nya. Penyerahan diri seutuhnya dan apa adanyalah yang diharapkan Yesus. Tidak ada seorang pengikut pun yang berhak untuk menuntut upah apa yang akan diperolehnya. Ukuran upah hanya ada pada Yesus dan Bapa. Siapa pun di dunia ini tidak mampu menjawab, ukuran upah seperti apa yang dimaksudkan Yesus dan Bapa ini. Yesus menghendaki, agar “upah” tidak menjadi sasaran, fokus atau motivasi utama di dalam mengikut Dia. Karena jikalau upah yang menjadi sasaran utama para murid-murid di dalam mengkuti-Nya, maka arti dan kedudukan Yesus sebagai seorang yang diikuti akan dilupakan. Akhirnya, bukan peran dan kehendak Yesus yang diikuti, melainkan mengharapkan upahnya. MENGIKUT YESUS: RELA MENDERITA. Mengikut Yesus berarti harus menderita. Meskipun jalan penderitaan yang akan dihadapi adalah sukar dan penuh tantangan, namun dapat dijalani dengan sukacita bersama Yesus. Menjadi orang Kristen atau pengikut Yesus berarti akan menanggung banyak kesukaran dan tantangan. Kesukaran dan tantangan ini merupakan ragam penderitaan. Karena itu, setiap pengikut Yesus harus siap dengan berbagai ragam penderitaan ini. Yesus ingin agar setiap pengikut-Nya memahami penderitaan ini dengan baik. Kesaksian PB banyak berbicara mengenai kesukaran, dan ini bukan karena Tuhan mau menyengsarakan para pengikut-Nya, melainkan karena para pengikut-Nya memang akan menderita di karena jalur pemuridan. Sebagaimana Yesus sendiri mengalami banyak penganiayaan dan penderitaan, demikianlah Ia, menginginkan kita meneladani-Nya. Penganiayaan dan penderitaan yang pernah Yesus alami di dalam pelayanan-Nya, tidak menutup kemungkinan akan menjadi penganiayaan dan penderitaan yang kita alami di dalam kehidupan beriman kita saat ini. Sama seperti Yesus yang memikul salib dan Ia sendiri mati disalib, maka begitu juga dengan para pengikutNya, diharapkan untuk memikul salib dan jika harus mati disalib maka sama halnya dengan yang Yesus lakukan. Dengan memikul salib para pengikut Yesus diharapkan untuk menghayati makna “Imitation Christi” yaitu menderita seperti Yesus menderita.
Item Type: | Student paper (Final Year Projects (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Mengikut Yesus, Markus, Perjanjian baru |
Subjects: | B Filsafat. Psikologi. Agama > Kekristenan B Filsafat. Psikologi. Agama > Alkitab |
Divisions: | Fakultas Teologi > Filsafat Keilahian |
Depositing User: | Ms Nadya Agatha |
Date Deposited: | 17 May 2021 02:40 |
Last Modified: | 17 May 2021 02:40 |
URI: | http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/5409 |
Actions (login required)
View Item |