50160006, Eklepinus Jefry Sopacuaperu (2021) GEREJA SEBAGAI PERSEKUTUAN MAKAN BERSAMA : SUATU UPAYA MEMBANGUN EKLESIOLOGI DARI BAWAH MELALUI PERJUMPAAN NILAI JAMUAN MAKAN DI JEMAAT KORINTUS DAN JEMAAT GPM SERTA IMPLIKASINYA BAGI KONTEKS KEMISKINAN DI MALUKU. Thesis (S2) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.
Text (Tesis Teologi)
50160006_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (1MB) |
|
Text (Tesis Teologi)
50160006_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Tulisan ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan akan kemiskinan di Maluku. Bertolak dari keprihatinan itu maka dilakukan penelusuran lebih jauh untuk melihat akar-akar masalah yang mempengaruhi persoalan kemiskinan. Salah satu problem dasar dari kemiskinan ialah makanan. Makanan menjadi tolak ukur untuk mengategorikan seseorang atau sekelompok orang disebut miskin atau tidak miskin. Oleh karena respons terhadap persoalan kemiskinan tidak dapat dipisahkan dari respon terhadap persoalan makan. Untuk itulah maka tradisi makan yang hidup dalam masyarakat Maluku yakni, jamuan makan patita dipakai sebagai jalan masuk untuk menggali nilai-nilai hidup bersama yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai kultural yang ada di dalam praktik jamuan makan patita diungkapkan ke permukaan untuk selanjutnya diperkembangkan. Dalam kerangka pengembangan nilai-nilai kultural jamuan makan patita dilakukan dialog dengan jamuan makan bersama, perjamuan Tuhan di jemaat Korintus. Maksud dari dialog dua tradisi jamuan makan bersama ini adalah untuk mendapatkan nilai-nilai yang menjadi elemenelemen bagi bangunan teologi-eklesiologi gereja dan membentuk arah orientasi bergereja yang bertanggungjawab secara penuh serta memberi perhatian serius terhadap konteks kemiskinan yang sangat memprihatinkan. Respon teologi-eklesiologi dilakukan dengan pendekatan eklesiologi dari bawah (ecclesiology from below) yang dikembangkan oleh Roger Haight. Pendekatan ini diawali dengan penelusuran historis terhadap teks-teks perjanjian baru yang memuat jejak-jejak awal kemunculan perkembangan gereja. Secara khusus teks jamuan makan bersama dalam pertemuan jemaat Kristen di Korintus (1 Kor. 11:17-34) dipilih untuk mewakili teks-teks perjanjian baru. Teks jamuan makan di jemaat Korintus kemudian dianalisis dengan pendekatan sosial-antropologi, dalam hal ini pendekatan hermeneutik sosio-retorik untuk melihat relasi-relasi sosial, institusi sosial dan pengorganisasian masyarakat saat. Di samping itu teks jamuan makan patita juga ditelusuri, sehingga kemudian dapat didialogkan. Hasil dari kedua penelusuran itu diarahkan pada refleksi teologi yang memperjumpakan nilai-nilai jamuan makan dari kedua tradisi. Refleksi teologi sebagai bagian dari upaya perumusan bangunan eklesiologi yang menitikberatkan pada implikasi eklesiologi dalam konteks kemiskinan. Karena itu diusahakan bangunan eklesiologi “gereja sebagai persekutuan makan bersama” sebagai hasil dari perjumpaan nilai-nilai jamuan makan tradisi makan patita di Maluku maupun tradisi jamuan makan perjamuan Tuhan di Korintus. Nilai-nilai tersebut antara lain; persekutuan dan kebersamaan, solidaritas dan egalitarian, kesederhanaan dan hidup keadilan, keramahtamahan dan hidup berbagi serta ingatan dan penghormatan, menjadi elemen-elemen penting dari bangunan eklesiologi gereja sebagai persekutuan makan bersama
Item Type: | Student paper (Thesis (S2)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kemiskinan, Patita, Jamuan makan bersama, Eklesiologi dari bawah |
Subjects: | B Filsafat. Psikologi. Agama > Denominasi Kristen G Geografi. Antropologi. Rekreasi > Tata Krama dan Adat Istiadat |
Divisions: | Fakultas Teologi > Magister Filsafat Keilahian |
Depositing User: | Dhian Widyaningrum, S.Hum |
Date Deposited: | 20 Apr 2021 06:45 |
Last Modified: | 20 Apr 2021 06:45 |
URI: | http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/5262 |
Actions (login required)
View Item |