PERANCANGAN SANGGAR WAYANG KULIT DI YOGYAKARTA

Aldi Herdian (2013) PERANCANGAN SANGGAR WAYANG KULIT DI YOGYAKARTA. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

	Text (Skripsi Arsitektur) 21081274_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (23MB)
	Text (Skripsi Arsitektur) 21081274_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (33MB) | Request a copy

Abstract

Wayang telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Meskipun demikian, keberadaan wayang di Indonesia belum bisa diapresiasi maupun dikenal dengan baik. Wayang di golongan masyarakat hanya benar-benar dinikmati oleh orang yang benar-benar menyukai seni dari wayang itu sendiri, baik bentuk fisiknya maupun pementasannya. Sedangkan bagi masyarakat luas, wayang hanya sebatas salah satu budaya yang dimiliki Indonesia. Dalam perkembangannya, pementasan wayang mulai diangkat kembali dengan maraknya acara-acara bertema budaya. Dalam kegiatan tersebut diharapkan keberadaan wayang sebagai warisan budaya dunia apat semakin dikenal. Terlebih dalam pelestariannya kepada kaum muda yang akhir-akhir ini semakin terbius dengan kebudayaan negara lain. Sangat menarik jika kesenian wayang dapat menjadi salah satu minat kaum muda dalam mengisi aktivitas. Seni wayang dimulai dari pembuatan wayang itu sendiri. Di mana dalam perkembangannya, pembuatan wayang selalu menggunakan teknik manual. Mempelajari setiap proses pembuatan wayang merupakan salah satu dasar menghargai keberadaan wayang sebagai warisan budaya leluhur. Proses natah (memahat kulit) atau hyungging (melukis wayang) merupakan seni yang harus tetap dijaga keberadaannya. Oleh sebab itu, perancangan sanggar wayang kulit diharapkan mampu memberi pengaruh positif bagi pengenalan, pemahaman serta pelestarian seni tatah sungging wayang kulit. Sanggar diharapkan dapat berperan sebagai wadah untuk memberikan pendidikan dan pengenalan yang menyeluruh kepada masyarakat baik sejarah, produk, proses pembuatannya serta pementasan wayang kulit.

Actions (login required)

View Item