57150004, Bangun Sitohang (2020) HALOM SEBAGAI RUMAH BERSAMA SEGALA CIPTAAN (ANALISIS HERMENEUTIK EKOLOGIS TENTANG KOSMOS DALAM SELOKO ADAT ORANG RIMBA DI TEBO DAN MARKUS 16:15B). Desertations (S3) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.
Text (Disertasi Teologi)
57150004_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (1MB) |
|
Text (Disertasi Teologi)
57150004_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Disertasi ini adalah sebuah interpretasi Perjanjian Baru kontekstual, yang lahir dari keprihatinan terhadap konteks eksploitasi dan kerusakan ekologis yang parah di Kabupaten Tebo Jambi. Kerusakan tersebut terjadi di ruang jelajah orang Rimba yang selama ini tinggal dan memperoleh sumber kehidupan di hutan. Mereka menghidupi budaya lokal untuk melindungi dan melestarikan “halom” (bumi). Membaca pengalaman tersebut, orang Rimba yang arif mengatasi kerusakan ekologis melalui budaya lokalnya, menjadi salah satu sumber berteologi ekologi yang cukup signifikan di masa kini. Dengan hermeneutik ekologi, dilakukan upaya interpretasi Markus 16:15b sebagai teks Alkitab dan seloko adat orang Rimba sebagai teks budaya lokal, untuk menggali dan menemukan makna-makna teks yang terbarukan dan relevan dari kedua teks tersebut untuk konteks kerusakan ekologis. Kemudian, makna-makna yang terkandung di dalam teks tersebut didialogkan secara kritis dalam rangka menggagas ekoteologi kontekstual yang relevan di Kabupaten Tebo. Rangkaian hermeneutik ekologis diawali dari usaha memahami fakta ketidakadilan terhadap halom dan segala ciptaan, menemukan teks Alkitab dan teks budaya lokal, memahami bagaimana teks-teks tersebut memperlakukan halom dan segala ciptaan, menganalisa faktor-faktor penyebabnya, menemukan kembali hak-hak halom dan segala ciptaan di dalam teks yang harus disuarakan melalui pemaknaan teks. Untuk itu, hermeneutik ekologis di sini menggunakan perspektif ekologis yang berorientasi pada keadilan ekologis bagi halom dan segala ciptaan. Dengan perspektif tersebut makna-makna teks yang baru dapat dikemukakan. Penafsiran atas teks Markus 16:15b dan budaya lokal di Tebo menghasilkan ekoteologi “halom” sebagai rumah bersama segala ciptaan” sebagai inti maknanya. Dalam Markus 16:15b peranan “kosmos” dan “segala ciptaan yang ditonjolkan dalam pemberitaan Injil, justru memperlihatkan kepedulian Allah melalui Yesus Kristus terhadap kehidupan dan keutuhan segala ciptaan di alam semesta. Dalam seloko adat Orang Rimba, halom atau bumi memiliki makna simbolik sebagai “rumah (ghumah) bersama” dan “sumber kehidupan”. Pertautan makna kedua teks tersebut melahirkan visi-visi ekoteologi kontekstual di mana bumi dan segala ciptaan dilestarikan melalui penghayatan pada “halom” atau alam semesta sebagai rumah bersama segala ciptaan.
Item Type: | Student paper (Desertations (S3)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Eko-teologi, perspektif ekologis, hermeneutik ekologi, interpretasi Markus 16:15 b, halom atau bumi (kosmos), ciptaan, Orang Rimba Tebo |
Subjects: | B Filsafat. Psikologi. Agama > Kekristenan B Filsafat. Psikologi. Agama > Alkitab B Filsafat. Psikologi. Agama > Teologi Doktrinal |
Divisions: | Fakultas Teologi > Doktor Teologi |
Depositing User: | mr akira rafhael |
Date Deposited: | 26 Oct 2020 04:26 |
Last Modified: | 04 Jun 2021 03:20 |
URI: | http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/4384 |
Actions (login required)
View Item |