Harold Simeon Nainggolan (2020) YESUS SATYAGRAHI: RELEVANSINYA MENGHADAPI NEO-LIBERALISME. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.
Text (Skripsi Teologi)
01160055_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (1MB) |
|
Text (Skripsi Teologi)
01160055_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Satyagraha merupakan sebuah daya yang memberi semangat perjuangan atas perlawanan terhadap penindasan dan ketidakadilan berbasis non-kekerasan. Konsep yang dicetus Mahatma Gandhi ini kemudian menjadi gerakan yang diaktualisasikan dalam pergerakan di Afrika Selatan dan usaha memerdekakan India yang sama-sama digunakan untuk melawan kolonialisme Inggris saat itu. Berbasis nilai satya (kebenaran), ahimsa (non-kekerasan) dan tapasya (penderitaan diri), para pengikut satyagraha diajak untuk tidak hanya sekedar mengejar kepenuhan rohani, melainkan pula mengusahakan terciptanya keadilan bagi sesama di tengah-tengah konteks penindasan yang ada. Perlawanan terhadap ketidakadilan yang khas menggunakan cara nonkekerasan ini pun dapat kita jumpai dalam diri Yesus terhadap sistem aristokrat Yahudi dan imperium Romawi saat itu. Yesus menampakkan perlawanannya melalui ucapan, dan tindakan yang ia lakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sistem penindasan dari era Yesus ini berkembang seiring zaman dan muncul pula dengan wajah-wajah baru. Dalam tulisan ini, penulis mengambil neoliberalisme sebagai sebuah sistem yang mengedepankan kepentingankepentingan pemodal dan para pengusaha namun di saat yang sama, menyingkirkan bahkan menindas masyarakat kelas bawah yang bagi para penganut paham neoliberalisme, tidak berkontribusi apapun dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Liberalisasi perdagangan, privatisasi serta penghapusan ide welfare state merupakan beberapa kebijakan yang diusung oleh para penganut neoliberalisme. Penelitian ini menggunakan metode kajian literatur yang pada dasarnya bertujuan untuk menemukan bagaimana konsep satyagraha yang muncul dari Yesus melihat konteks historisnya serta menemukan relevansi konsep Yesus satyagrahi dalam menghadapi konteks penindasan yang muncul dalam sistem neoliberalisme melalui dukungan literatur yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa memang sistem neoliberalisme nyata mempratikkan penindasan. Dampaknya terlihat dari ketimpangan sosial, konflik kekerasan yang dilatarbelakangi oleh keserakahan manusia yang orientasinya hanya pada keuntungan ekonomi tanpa menaruh perhatian pada efek yang timbul secara sosial.
Item Type: | Student paper (Final Year Projects (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | kristologi, satyagraha, perlawanan non-kekerasan, sistem politik, penindasan, neoliberalisme |
Subjects: | B Filsafat. Psikologi. Agama > Etika B Filsafat. Psikologi. Agama > Kekristenan H Ilmu Sosial > Sejarah dan Kondisi Ekonomi |
Divisions: | Fakultas Teologi > Filsafat Keilahian |
Depositing User: | Ms Alfina Febri |
Date Deposited: | 19 Oct 2020 05:30 |
Last Modified: | 08 Nov 2024 04:26 |
URI: | http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/4006 |
Actions (login required)
View Item |