PANDANGAN PAUL LAFARGUE AKAN KERJA : SUATU TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP KERJA DI INDONESIA

01062063, WAHYU TRIAZMONO DOMIKOES (2012) PANDANGAN PAUL LAFARGUE AKAN KERJA : SUATU TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP KERJA DI INDONESIA. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

[img] Text (Skripsi Teologi)
01062063_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf

Download (1MB)
[img] Text (Skripsi Teologi)
01062063_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Tulisan ini diinspirasi dari pemikiran Paul Lafargue yang menganalisa sistem dan pola kerja pada zamannya. Lafargue adalah seorang marxis yang radikal. Pemikirannya ini oleh penulis digunakan sebagai suatu perspektif dalam melihat konteks kerja di Indonesia. Terdapat kesejajaran konteks antara konteks pada zaman Lafargue dengan konteks di Indonesia. Kesejajaran konteks inilah yang menjadikan perspektif Lafargue dalam melihat masalah kerja dianggap relevan dengan konteks Indonesia. Konteks kerja di Indonesia tidak hanya ditelanjangi dengan pemikiran lafargue, tapi konteks Indonesia sendiri juga memperkaya pemikiran Lafargue dengan kritik-kritik terhadapnya. Selain masalah sistem dan pola kerja, Lafargue melihat keberadaan masalah yang diakibatkan oleh waktu kerja yang terlalu panjang. Waktu manusia diinvasi oleh kerja dan ruang-ruang lain telah kehilangan tempat dan bobotnya dalam keseharian. Sekujur kehidupan manusia didominasi oleh kerja dan membuat dimensi-dimensi diri manusia yang lain tak terperhatikan. Lafargue menawarkan suatu konsep Hak Untuk Malas. Hak untuk malas secara singkat dapat dikatakan sebagai hak seseorang untuk memiliki waktu senggang. Lebih jauh lagi hak malas merupakan kritik terhadap struktur kerja dalam yang menekankan beban kerja yang terlalu berat dan waktu kerja yang panjang. Dalam tulisan ini, dikemukakan juga pandangan Lafargue mengenai manfaat dari memiliki waktu senggang. Manfaat waktu senggang ini diperkaya oleh pandangan tokoh lain yang memiliki concern mengenai waktu senggang. Hilangnya waktu senggang memang bukan yang menjadi masalah sentral dalam masalah kerja di Indonesia, namun signifikansi akan kebutuhan waktu senggang yang membebaskan juga terdapat dalam konteks kerja di Indonesia. Pandangan Lafargue mau mengetengahkan pentingnya seseorang melihat peranan kerja sebagai yang mendukung hidup. Di tengah-tengah masyarakat modern yang kebanyakan menjunjung tinggi prinsip utilitarianisme, kerja justru mendominasi hidup, menghabiskan waktu hidup manusia dan menyita pemikiran manusia. Manusia tidak sempat memberi waktu pada dirinya sendiri, bagi keluarganya dan negaranya. Masyarakat mengalami degradasi kualitas hidup karena kerja yang terlalu menguras tenaga, waktu dan pikiran.

Item Type: Student paper (Final Year Projects (S1))
Uncontrolled Keywords: Teologi kerja, Paul Lafargue
Subjects: B Filsafat. Psikologi. Agama > Filsafat (Umum)
B Filsafat. Psikologi. Agama > Kekristenan
Divisions: Fakultas Teologi > Filsafat Keilahian
Depositing User: Ms Lea Destiany
Date Deposited: 10 May 2021 01:45
Last Modified: 10 May 2021 01:45
URI: http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/3482

Actions (login required)

View Item View Item