01072153, ERNI WAHYU SARI NINGSIH (2014) RESPON TEOLOGI TERHADAP TUBUH PEREMPUAN SEBAGAI KOMODITI DALAM FENOMENA INDUSTRI SEKS. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.
Text (Skripsi Teologi)
01072153_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (3MB) |
|
Text (Skripsi Teologi)
01072153_bab2-sd-bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Industri seks adalah merupakan fenomena global dan hampir ada disetiap negara denagan peraturan pemerintah yang berbeda. Bentuk-bentuknya pun sangat beragam baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Adapun bentuk-bentuk industri seks langsung tersebut adalah panti pijat, klub malam, lokalisasi, dll. Dalam industri seks tidak langsung, adapalah situs porno, telepon seks, dll. Industri ini kian berkembang karena keuntungan yang besar dan jumlah konsumen yang kian bertambah. Sehingga mendorong terjadinya human trafficking yang terjadi di beberapa Negara miskin, salah satunya adalah Asia. Pada akhirnya tubuh perempuan dijadikan sebagai komoditas dalam industri seks. Tubuh perempuan disetarakan dengan barang dagangan yang berpotensi untuk diperlakukan secara tidak manusiawi. Karena pengkomifikasian tersebut, tubuh perempuan mengalami keterasingan, kekerasan, dan ketidakutuhan. Perempuan terjerat pada perdagangan dan industri seks dikarenakan faktor globalisasi ekonomi, kemiskinan dan budaya patriarki. Oleh sebab itu dibutuhkan upaya pembebasan tubuh dengan membangun fondasi-fondasi tubuh dan seksualitas yang sehat dengan cara : membangun tologi tubuh dan seksualitas yang sehat, memperjuangkan kesetaraan gender, mengintegrasikan kehidupan seks yang baik, pendidikan seks yang sehat, memperkokoh seksualitas semua orang dan merayakan seksualitas. Yang menjadi nilai-nilai penting dalam membangun fondasi-fondasi tersebut adalah mengedepankan nilai-nilai keadilan dan kasih, yang dilandaskan pada hukum pertama, dengan mengasihi Allah dan sesama manusia seperti kepada diri sendiri. Sebagai gambar Allah setiap orang memiliki kewajiban untuk mengusahakan keadilan bagi yang lain, karena itulah yang menjadi panggilan manusia sebagai rekan kerja Allah. Untuk mewujudkan kemerdekaan tubuh perempuan tersebut, aksi yang perlu dilakukan adalah membangun Komunitas Basis yang beranggotakan umat Allah (interfaith) yang memiliki visi dan misi yang sama. Untuk memperluas jaringan, maka perlu dilakukan jejaring sosial gereja dengan lembaga sosial, pemerintah yang ada di dalam maupun luar negeri.
Item Type: | Student paper (Final Year Projects (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | industri seks, fenomena global, perdagangan manusia, tubuh perempuan, komoditas, keterasingan, kemerdekaan tubuh, teologi tubuh, citra Allah, keadilan, kasih, komunitas basis, umat Allah, jejaring sosial |
Subjects: | B Filsafat. Psikologi. Agama > Teologi Praktis H Ilmu Sosial > Sejarah dan Kondisi Sosial. Permasalahan Sosial. Reformasi Sosial |
Divisions: | Fakultas Teologi > Filsafat Keilahian |
Depositing User: | ms maria sema |
Date Deposited: | 10 Dec 2020 03:15 |
Last Modified: | 10 Dec 2020 03:15 |
URI: | http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/3461 |
Actions (login required)
View Item |