CITRA PENDETA GMIT MENURUT WARGA GMIT KLASIS TTU (SEBUAH PENELITIAN DENGAN METODE CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS)

50110294, ENDANG DAMARIS KOLI (2015) CITRA PENDETA GMIT MENURUT WARGA GMIT KLASIS TTU (SEBUAH PENELITIAN DENGAN METODE CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS). Thesis (S2) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

[img] Text (Tesis Ilmu Teologi)
50110294_bab1_bab4_daftarpustaka.pdf

Download (1MB)
[img] Text (Tesis Ilmu Teologi)
50110294_bab2_bab3_lampiran.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Konteks pergumulan tiap jemaat di segala waktu dan tempat selalu berbeda. Tugas kita dalam berteologi adalah berusaha mengenali konteks yang dihidupi, kemudian bersama-sama menyikapi berbagai persoalan yang muncul dengan realistis dan fungsional. Wilayah pelayanan Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) yang mencakup hampir seluruh Provinsi Nusa Tenggara Timur minus pulau Sumba ini terbilang luas dan besar. Dalam skala makro, kuantitas warga GMIT di NTT terbilang mayoritas, namun secara mikro dalam lingkup kabupaten Timor Tengah Utara warga GMIT terbilang minoritas. Itu berarti konteks yang dihidupi adalah konteks minoritas Protestan di tengah-tengah mayoritas Katolik. Dalam kondisi seperti itu masalah yang kerap muncul secara internal adalah friksi antara Pendeta dan jemaat. Tuntutan kesempurnaan dalam berbagai aspek kehidupan pendeta menjadi sorotan utama. Sementara secara eksternal dalam kehidupan sosial, jemaat mengalami situasi diskriminasi dan ketidakadilan dari pihak mayoritas yang kerap merugikan. Dalam ketegangan yang demikian, menarik untuk diteliti mengapa pendeta menjadi sorotan? Apa yang jemaat citrakan pada sosok Pendeta berangkat dari wacana mayoritas-minoritas di TTU? Lalu seperti apakah citra yang diproduksi oleh warga jemaat berperan dalam praktek kehidupan sosial baik secara internal dalam komunitas bersama maupun secara eksternal bersama komunitas yang lebih majemuk dan besar? Untuk menjawab sejumlah pertanyaan tersebut dilakukan penelitian yang bersifat kualitatif, dengan paradigma interpretif yang memanfaatkan metode Critical Discourse Analysis (Analisis Wacana Kritis). Metode ini mempertajam peneliti untuk mengategorikan pilihan bahasa/kata yang digunakan (Linguistic Practice). Sejumlah kata dominan akan muncul ke permukaan. Kata-kata tersebut dibedah dan dianalisis untuk menemukan kandungan wacana serta ideologi apa di dalamnya serta model mental seperti apa yang mendorong produksi dan distribusi kata-kata tersebut (Discursive Practice). Setelah itu dengan mudah akan terbaca peran kata-kata tersebut dalam tatanan sosial, apakah terjadi transformasi dalam kehidupan bersama dan bagaimana itu terjadi (Social Practice). Hasil penelitian dengan metode ini memunculkan dua citra dominan yang diproduksi oleh warga jemaat GMIT klasis TTU, yaitu citra pendeta sebagai Orang Tua dan citra Pendeta sebagai Gembala. Tidak lepas dari konteks minoritas Protestan dan mayoritas Katolik jemaat berjuang untuk tidak terjebak dalam kecenderungan minority complex, dan pola relasi yang dibangun lebih bercorak kompetitif. Dalam dua karakter khas ini citra Orang Tua dan citra Gembala masing-masing dipakai dalam fungsi defensif, mempertahankan harga diri, mempertahankan solidaritas dan kreatifitas jemaat. Pendeta akhirnya menjadi sorotan dalam kepentingan jemaat menurut konteksnya.

Item Type: Student paper (Thesis (S2))
Uncontrolled Keywords: Citra Pendeta, Mayoritas, Minoritas, Wacana, Orang Tua, Gembala, Katolik, Protestan, Kontekstual, Pluralitas, Sosial-Historis.
Subjects: B Filsafat. Psikologi. Agama > Agama
B Filsafat. Psikologi. Agama > Kekristenan
H Ilmu Sosial > Ilmu-ilmu Sosial (Umum)
Divisions: Fakultas Teologi > Magister Filsafat Keilahian
Depositing User: Mr Brayen Samuel Paendong
Date Deposited: 29 May 2020 07:18
Last Modified: 29 May 2020 07:18
URI: http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/2006

Actions (login required)

View Item View Item