GAMBARAN ALLAH DI TENGAH KONTEKS BENCANA ALAM SEBUAH EVALUASI TEOLOGIS-EMPIRIS DI GKJW JEMAAT SEGARAN PEPANTAHAN PETUGOMBO

01110010, ADI SIH NUGROHO (2016) GAMBARAN ALLAH DI TENGAH KONTEKS BENCANA ALAM SEBUAH EVALUASI TEOLOGIS-EMPIRIS DI GKJW JEMAAT SEGARAN PEPANTAHAN PETUGOMBO. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

	Text (Skripsi Teologi) 01110010_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (1MB)
	Text (Skripsi Teologi) 01110010_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Bencana yang memang benar-benar disebabkan oleh alam menjadi sesuatu yang tidak bisa terelakkan dalam hidup kita. Indonesia merupakan negara yang memiliki gunung berapi yang cukup banyak. Oleh karena itu kita pun berada dalam bayang-bayang bencana gunung meletus. Meskipun bencana yang lain juga masih besar kemungkinannya. Hidup dalam keterancaman akan adanya bencana alam terkadang membuat manusia lupa berpikir dan menggambarkan Allah sebagai sosok yang seperti apa dan bagaimana peran Allah dalam bencana alam. Sebab fokus utama ketika seseorang mendengar terjadinya bencana alam adalah bagaimana bantuan berupa materi dikumpulkan. Bantuan berupa materi memang penting, tetapi seringkali manusia lupa bahwa berefleksi tentang Allah ternyata juga merupakan hal yang penting dan baik untuk dilakukan manakala dalam bencana alam ada perjumpaan antara refleksi iman dan pengalaman bencana alam. Dalam bencana alam sendiri ternyata Allah dapat dipahami sebagai sosok yang menghukum, berencana, dan turut menderita bersama umatNya. Gereja seringkali lupa dan tidak mendengar gambaran Allah seperti apa yang dimiliki oleh jemaat yang berada di dalam situasi bencana alam. Seringkali gereja hanya memberikan gambaran tentang Allah dalam ibadah yang berasal dari tradisi gereja dan belum tentu relevan untuk jemaat dalam konteks bencana alam. Untuk itulah penggalian perlu dilakukan supaya gereja tidak salah dalam memberikan muatan gambaran Allah misalnya dalam renungan atau khotbah yang diberikan dalam masa-masa bencana alam. Pada akhirnya, ketika jemaat bisa menggambarkan Allah secara pribadi berdasarkan refleksi pengalaman dan iman mereka, mereka berarti sudah berhasil mengalami Allah dengan tidaak ada fatalistis dalam memahami Allah.

Actions (login required)

View Item