50160002, Diana Chaterina Simanjuntak (2018) PERJUMPAAN TRADISI ULOS BATAK TOBA DENGAN PERSPEKTIF INJIL MARKUS 3:31-32 & 5:25-34 : SUATU UPAYA HERMENEUTIK INTERKULTURAL. Thesis (S2) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.
Text (Tesis Ilmu Teologi)
50160002_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (663kB) |
|
Text (Tesis Ilmu Teologi)
50160002_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (878kB) | Request a copy |
Abstract
Ulos adalah kain tenun berbentuk selendang yang ditenun oleh perempuan Batak. Tradis ulos bagi orang Batak merupakan budaya yang diwarisi turun-temurun dan masih dihidupi sampai saat ini. Tradisi ulos dipercaya memiliki nilai-nilai luhur sehingga menjadi identitas khas bagi orang-orang Batak baik di negeri asalnya (Sumatera Utara) maupun di daerah-daerah lainnya di mana terdapat orangorang Batak diaspora. Untuk dapat membuat Injil Yesus Kristus dipahami dalam konteks orang-orang Batak, maka diperlukan upaya memperjumpakan tradisi ulos Batak dengan Injil Yesus Kristus. Kesaksian Injil perlu dipahami dalam konteks budaya setempat, sehingga penghayatan iman dari orang-orang yang mendengar Injil merupakan penghayatan yang lahir dari cara mereka merasakan sesuatu. Dalam perjumpaan dengan Injil Yesus Kristus, tradisi ulos Batak mengalami pemerkayaan makna, namun pada saat yang sama nilai-nilai dalam ulos mengafirmasi Injil Yesus Kristus. Pemerkayaan makna itu terdapat dalam konsep “kekerabatan” (keluarga). Konsep kekerabatan Batak yang berdasarkan hubungan darah, ketika diperjumpakan dengan narasi dalam perspektif Injil Markus 3 : 31-35 yang mengusung gagasan kerabat (keluarga) adalah mereka yang “melakukan kehendak Allah” maka kekerabatan Batak menjadi diperluas. Kekerabatan orangorang Batak yang awalnya berdasarkan hubungan darah, kini diperluas yaitu kepada barangsiapa yang “melakukan kehendak Allah” dialah kerabat atau keluarga ku. Sementara itu, dalam tradisi ulos ada nilai-nilai Injil Yesus Kristus yang diafirmasi yaitu tentang kasih dan doa memohon keselamatan. Bagi orang-orang Batak, ulos merupakan simbol kasih, karena melalui ulos mereka dapat mengungkapkan rasa sayangnya kepada orang yang diberikan ulos. Simbol kasih ini nyata dalam peristiwa pemberian ulos dalam acara adat perkawinan dan acara adat kematian. Sedangkan dalam acara adat memasuki rumah baru dan acara adat tujuh bulanan ibu yang mengandung, terdapat gagasan tentang memohon keselamatan dari Tuhan. Kedua hal itu (kasih dan keselamata) dapat kita temukan juga narasi dalam perspektif Injil Markus 5: 25-34, di mana seorang perempuan yang menjamah jubah Yesus mengalami kesembuhan dan keselamatan. Jika jubah Yesus merupakan medium kasih dan keselamatan, maka ulos merupakan simbol kasih dan memohon keselamatan. Yang ingin penulis katakan adalah bahwa, nilai-nilai yang terdapat dalam Injil Yesus Kristus, juga terdapat dalam tradisi ulos.
Item Type: | Student paper (Thesis (S2)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Ulos, Injil Yesus Kristus, Perjumpaan, Kekerabatan Diperluas, Kasih, Keselamatan. |
Subjects: | B Filsafat. Psikologi. Agama > Agama H Ilmu Sosial > Komunitas. Kelas. Ras |
Divisions: | Fakultas Teologi > Magister Filsafat Keilahian |
Depositing User: | ms Melania Putri |
Date Deposited: | 09 Jul 2020 03:53 |
Last Modified: | 13 Jul 2021 13:21 |
URI: | http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/1640 |
Actions (login required)
View Item |