MISI ALLAH: DI PINGGIR ATAU DI PUSAT? PERGUMULAN GKI KWITANG SEHUBUNGAN DENGAN JEMAAT INDUK DAN POS-POS PELAYANAN

01102309, ASA NUGRAHA DARA (2016) MISI ALLAH: DI PINGGIR ATAU DI PUSAT? PERGUMULAN GKI KWITANG SEHUBUNGAN DENGAN JEMAAT INDUK DAN POS-POS PELAYANAN. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

	Text (Skripsi Teologi) 01102309_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (4MB)
	Text (Skripsi Teologi) 01102309_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Keberadaan Gereja yang tidak terlepas dengan tugas panggilannya sebagai perpanjangan tangan Allah, menjadikan Gereja tidak dapat bergerak sendiri berdasarkan pada kepentingannya sendiri. Perkembangan jaman dan waktu yang terus bergulir, mengakibatkan Gereja perlu untuk terus mengoreksi dan merumuskan ulang misi yang diembannya agar dapat dengan setia menjalankan misi Allah (missio Dei) sebagai misi yang utama atas keberadaannya di muka bumi ini. Keberadaan setiap Gereja tidak akan sama antara satu dengan lainnya, hal ini perlu diperhatikan agar pada saat perumusan ulang tugasnya, Gereja tidak hanya mementingkan kepentingannya sendiri, terlebih kepentingan para pejabat gerejawi yang berada di dalamnya, tetapi harus menjadi kepentingan bersama sebagai Tubuh Kristus dengan konteks yang dimiliki. Tiga model misi yang dirumuskan oleh Justo L. Gonzáles, yang adalah seorang sejarawan Gereja asal Kuba - Amerika dan Dorӧthee Solle yang adalah seorang teolog pembebasan/feminis asal Jerman – Model Misi sebagai Penyelamatan Jiwa-jiwa dan Perluasan Gereja, Model Misi sebagai Penemuan Kebenaran, dan Model Misi sebagai Komitmen kepada Pembebasan dan Transformasi – setidaknya dapat menjadi pijakan untuk melihat kembali sudah sejauh mana Gereja dalam menjalankan misinya sebagai wujud perpanjangan karya Allah atas dunia ini guna menjadi Gereja yang misioner dan relevan dengan konteks yang dimilikinya.

Actions (login required)

View Item