PERTUMBUHAN BAYAM BRASIL (ALTHERNANTHERA SISSOO HORT) YANG DIPUPUK MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS SLURRY REAKTOR BIOGAS

CLAUDINE GREACIA SETIADI (2024) PERTUMBUHAN BAYAM BRASIL (ALTHERNANTHERA SISSOO HORT) YANG DIPUPUK MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS SLURRY REAKTOR BIOGAS. Final Year Projects (S1) thesis, UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA.

	Text (Skripsi Bioteknologi) 31200355_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (2MB)
	Text (Skripsi Bioteknologi) 31200355_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Pupuk organik sudah mulai banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian sebagai usaha untuk mengembalikan produktivitas tanah. Salah satu contoh pupuk organik ialah pupuk organik cair (POC) yang sudah banyak diaplikasikan untuk mendukung pertumbuhan tanaman budidaya karena kelimpahan sumber dan manfaatnya. Pupuk organik cair berbasis slurry terutama dari kotoran manusia kebanyakan hanya dipakai sebagai penelitian saja, belum diaplikasikan secara harian di bidang pertanian. Bahan baku utama dari POC ini ialah bio-slurry kotoran manusia dengan tanaman yang diuji ialah bayam brasil (Althernanthera sisso). Penelitian ini memiliki tujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian pupuk organik cair berbasis slurry reaktor biogas terhadap pertumbuhan tanaman bayam brasil (Althernanthera sisso). Metode penelitian ini menggunakan true experimental dengan berbagai perlakuan pemberian pupuk, yaitu kontrol positif (pupuk komersil), kontrol negatif (tanpa pupuk), dan berbagai dosis pemberian slurry yaitu 0,1 mL, 0,2 mL, dan 0,4 mL. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah helai daun, lebar daun, panjang akar, berat segar dan berat kering tanaman. Analisis data pertumbuhan tanaman bayam brasil yang diberi pupuk organik cair berbasis slurry reaktor biogas dianalisis menggunakan uji One Way Anova dengan program SPSS. Didapatkan dosis pupuk organik cair reaktor biogas yang paling efektif adalah perlakuan 2 (0,2 mL) untuk pertumbuhan panjang akar, berat basah dan berat kering. Sedangkan untuk parameter tinggi tanaman, lebar daun dan banyak daun, pelakuan 2 kurang efektif jika dibandingkan dengan hasil kontrol negatif.

Actions (login required)

View Item