GEDUNG KEBUDAYAAN KOTA TOMOHON DENGAN PENDEKATAN NEO-VERNACULAR

Andrio Yesaya Kojongian (2024) GEDUNG KEBUDAYAAN KOTA TOMOHON DENGAN PENDEKATAN NEO-VERNACULAR. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

[img] Text (Skripsi Arsitektur)
61170196_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf

Download (13MB)
[img] Text (Skripsi Arsitektur)
61170196_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf
Restricted to Registered users only

Download (20MB) | Request a copy

Abstract

Utuk memahami pengertian " PERANCANGAN GEDUNG KEBUDAYAAN UNTUK MENUNJANG KEGIATAN N- KEGIATAN KEBUDAYAAN DI KOTA TOMOHON”, , dengan pendekatan Neo-vernacular, maka perlu di ketahui beberapa definisi sebagai berikut : a) Gedung Kebudayaan : Gedung kebudayaan adalah wadah atau fasilitas yang dapat menampung kegiatan dan segala aktifitas dan mempelajari terkait dengan kebudayaan. Bangunan kebudayaan dapat bermanfaat bagi masyarakat dan komunitas dengan fasilitas komersial ini Situs budaya dan sejarah memberikan rasa tempat sekaligus mendorong kebanggaan masyarakat dan pariwisara. Bangunana budaya, yang sering dikenal sebagai pusat budaya, organisasi nirlaba, gedung,atau kompleks yang didedikasikan untuk promosi budaya dan seni. b) Kebudayaan adat festival bunga minahasa: Festival Bunga Tomohon adalah acara tahunan yang diadakan di kota Tomohon, Sulawesi Utara, Indonesia. Festival ini merupakan perayaan yang menampilkan keindahan bunga-bunga yang ada di kota Tujuan dan Makna: Festival Bunga Tomohon diadakan untuk mempromosikan kekayaan alam dan budaya Tomohon, khususnya dalam hal bunga-bunga yang tumbuh subur di daerah tersebut. Festival ini juga bertujuan untuk meningkatkan pariwisata di kota Tomohon dan menjadi ajang untuk membangkitkan rasa kebersamaan dan kebanggaan masyarakat setempat c) Neo-vernacular:Neo-vernacular berasal dari bahasa Yunani, neo atau fonim yang berarti baru dan vernacular atau vernacullus yang berarti lokal. Jadi neo-vernacular berarti Bahasa setempat yang diucapkan dengan cara baru. Sedangkan arsitektur neo-vernacular adalah penerapan elemen arsitektur baik fisik maupun non fisik yang bertujuan melestarikan unsur lokal dalam suatu kebudayaan dan diperbaharui menuju modernisasi tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisi setempa(Salain, 2017). d) Kota Tomohon: Kota Tomohon adalah sebuah kota di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Kota ini terletak sekitar 25 kilometer sebelah selatan Manado, ibu kota provinsi Sulawesi Utara. Tomohon dikelilingi oleh pegunungan dan memiliki iklim yang sejuk. Sejarah awal Tomohon dapat ditelusuri kembali ke zaman penjajahan Belanda. Pada tahun 1919, Belanda mendirikan sebuah pos polisi di daerah ini yang kemudian menjadi cikal bakal perkembangan kota Tomohon. Pada tanggal 27 April 2003, Tomohon resmi menajdi sebuah kata atonom. e) Suku Minahasa:Suku asli di Kota Tomohon adalah suku Minahasa. Suku Minahasa merupakan kelompok etnis mayoritas di wilayah Tomohon dan juga mendominasi wilayah-wilayah sekitarnya di Provinis Sulawesi Utara, Indonesia. Masyarakat suku minahasa memiliki budaya yang khas dan kehidupan sosial yang erat terkait dengan tradisi dan adat mereka. kebudayaan suku Minahasa tercermin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti bahasa, kesenian, adat-istiadat, dan kepecayaan. Bahasa Minahasa merupakan bahasa yang umum digunakan oleh penduduk Tomohon sehari-hari. Suku Minahasa juga terkenal dengan seni ukir kayu yang indah dan tari-tarian tradisional mereka yang memperlihatkan warisan budaya yang kaya.

Item Type: Student paper (Final Year Projects (S1))
Uncontrolled Keywords: Kota Tomohon, Festival Budaya, Budaya Adat Minahasa, Gedung Kebudayaan
Subjects: G Geografi. Antropologi. Rekreasi > GV Rekreasi dan Hiburan
N Seni Rupa > NA Arsitektur
Divisions: Fakultas Arsitektur dan Desain > Prodi Arsitektur
Depositing User: Beatrix Stefany
Date Deposited: 11 Sep 2024 03:12
Last Modified: 11 Sep 2024 03:12
URI: http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/9028

Actions (login required)

View Item View Item