RESILIENSI MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN WARUNGBOTO, YOGYAKARTA

Wahyu Desy Kristiyani (2024) RESILIENSI MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN WARUNGBOTO, YOGYAKARTA. Thesis (S2) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

	Text (Tesis Magister Arsitektur) 63220043_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (8MB)
	Text (Tesis Magister Arsitektur) 63220043_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (7MB) | Request a copy

Abstract

Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota yang rentan terhadap bencana. Beberapa bencana yang terjadi di kota Yogyakarta yakni, banjir, gempa bumi, longsor dan kebakaran. Bencana banjir akibat luapan air sungai, masih terjadi di kawasan aliran sungai Gajah Wong. Salah satu kelurahan yang dialiri sungai Gajah Wong ialah kelurahan Warungboto, Kemantren Umbulhajo. Pada kelurahan Warungboto, banjir sering terjadi di RT 30,34 dan 38. Banjir terjadi sejak tahun 90an hingga saat ini, dengan intensitas yang semakin lama semaki menurun. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian, dengan mencari tahu tentang bagaimana strategi masyarakat dalam menghadapi bencana banjir?Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui strategi yang dilakukan masyarakat RT 38, RT 34, dan RT 30 di kelurahan Warungboto dalam meningkatkan resiliensi terhadap bencana banjir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan metode kualitatif. Penelitian ini menekankan pada pengumpulan data non-numerik seperti kata-kata, teks, dan gambar, yang memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang perilaku, pengalaman, dan pandangan individu atau kelompok melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini memperoleh data tentang strategi yang dilakukan masyarakat RT 38, RT 34 dan RT 30. Hasil analisis menunjukkan terdapat strategi yang dilakukan pada setiap RT, melalui 4 aspek yakni aspek lingkungan alam melalui kerja bakti, ekonomi melalui dana kas, sosial melalui kegiatan sosial dan budaya melalui kegiatan rewang. Pada masing-masing aspek menghasilkan ruang yang bersifat flexibel untuk memenuhi kebutuhan fungsi ruang. Produksi ruang fleksibel, terbentuk sebagai akibat keterbatasan lahan yang menyebabkan peleburan sifat ruang sehingga membentuk ikatan sosial yang kuat.

Actions (login required)

View Item