MEMAHAMI EKSORSISME DALAM TRADISI ROMA KATOLIK DALAM RANGKA MEMBANGUN DISKURSUS TEOLOGI PROTESTAN TENTANG EKSORSISME

Micheline Isa Banna (2024) MEMAHAMI EKSORSISME DALAM TRADISI ROMA KATOLIK DALAM RANGKA MEMBANGUN DISKURSUS TEOLOGI PROTESTAN TENTANG EKSORSISME. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

[img] Text (Skripsi Filsafat Keilahian)
01200243_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf

Download (4MB)
[img] Text (Skripsi Filsafat Keilahian)
01200243_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Eksorsisme merupakan suatu ritual atau praktik yang dilakukan dalam upaya mengusir roh jahat atau setan dari seseorang, tempat, atau benda. Praktik ini umumnya terkait dengan keyakinan agama atau spiritual tertentu yang percaya akan adanya pengaruh atau gangguan dari entitas jahat terhadap manusia atau lingkungan sekitarnya. Di Indonesia sendiri, masyarakat sering berjumpa dengan fenomena-fenomena eksorsisme. Hal ini dikarenakan warisan budaya dari nenek moyang bangsa Indonesia masih sangat dipelihara, salah satunya terkait dengan kepercayaan terhadap roh. Eksorsisme sering dilakukan oleh seorang pendeta, imam, atau orang yang memiliki otoritas keagamaan dalam upaya membersihkan atau menyelamatkan individu atau tempat dari pengaruh negatif tersebut. Salah satu gereja yang masih aktif melakukan eksorsisme adalah Gereja Katolik. Gereja Katolik secara khusus menempatkan eksorsisme dalam doktrin gereja mereka. Kendati demikian, Giusepp Giordan dan Adam Possamai mencoba untuk membuktikan dalam tulisan mereka, bahwa eksorsisme itu tidak lepas dari aspek sosiologis yang berkembang dalam masyarakat itu sendiri dan Gereja Katolik, dalam hal ini juga dipengaruhi oleh aspek sosiologis. Tidak hanya Gereja Katolik, Gereja Protestan dengan segala dinamikanya tentu juga diperhadapkan dengan fenomena-fenomena kerasukan setan. Hal ini dikarenakan, setiap gereja pasti diperjumpakan dengan tradisi budaya yang masih memiliki kepercayaan terhadap roh. Sebagai seorang Protestan, Penulis melihat masih terdapat kekurangan dalam bentuk literatur maupun praktik dilapangan terkait eksorsisme yang dilakukan oleh Gereja Protestan. Oleh karena itu, dalam diskursus ini Penulis memilih Gereja Katolik sebagai acuan untuk membangun diskursus teologi Protestan tentang eksorsisme, tentu dengan melihat berbagai aspek yang bisa dicontoh atau dipelajari dari Gereja Katolik. Sebagai capaian reflektif, Penulis menyarakan pelayanan pastoral yang holistik untuk Gereja Protestan dalam rangka merespon fenomena-fenomena kerasukan setan yang terjadi. Kata Kunci : Eksorsisme merupakan suatu ritual atau praktik yang dilakukan dalam upaya mengusir roh jahat atau setan dari seseorang, tempat, atau benda. Praktik ini umumnya terkait dengan keyakinan agama atau spiritual tertentu yang percaya akan adanya pengaruh atau gangguan dari entitas jahat terhadap manusia atau lingkungan sekitarnya. Di Indonesia sendiri, masyarakat sering berjumpa dengan fenomena-fenomena eksorsisme. Hal ini dikarenakan warisan budaya dari nenek moyang bangsa Indonesia masih sangat dipelihara, salah satunya terkait dengan kepercayaan terhadap roh. Eksorsisme sering dilakukan oleh seorang pendeta, imam, atau orang yang memiliki otoritas keagamaan dalam upaya membersihkan atau menyelamatkan individu atau tempat dari pengaruh negatif tersebut. Salah satu gereja yang masih aktif melakukan eksorsisme adalah Gereja Katolik. Gereja Katolik secara khusus menempatkan eksorsisme dalam doktrin gereja mereka. Kendati demikian, Giusepp Giordan dan Adam Possamai mencoba untuk membuktikan dalam tulisan mereka, bahwa eksorsisme itu tidak lepas dari aspek sosiologis yang berkembang dalam masyarakat itu sendiri dan Gereja Katolik, dalam hal ini juga dipengaruhi oleh aspek sosiologis. Tidak hanya Gereja Katolik, Gereja Protestan dengan segala dinamikanya tentu juga diperhadapkan dengan fenomena-fenomena kerasukan setan. Hal ini dikarenakan, setiap gereja pasti diperjumpakan dengan tradisi budaya yang masih memiliki kepercayaan terhadap roh. Sebagai seorang Protestan, Penulis melihat masih terdapat kekurangan dalam bentuk literatur maupun praktik dilapangan terkait eksorsisme yang dilakukan oleh Gereja Protestan. Oleh karena itu, dalam diskursus ini Penulis memilih Gereja Katolik sebagai acuan untuk membangun diskursus teologi Protestan tentang eksorsisme, tentu dengan melihat berbagai aspek yang bisa dicontoh atau dipelajari dari Gereja Katolik. Sebagai capaian reflektif, Penulis menyarakan pelayanan pastoral yang holistik untuk Gereja Protestan dalam rangka merespon fenomena-fenomena kerasukan setan yang terjadi.

Item Type: Student paper (Final Year Projects (S1))
Uncontrolled Keywords: Setan, Eksorsisme, Gereja Katolik, Gereja Protestan, Sosiologi.
Subjects: B Filsafat. Psikologi. Agama > B Filsafat (Umum)
G Geografi. Antropologi. Rekreasi > GT Tata Krama dan Adat Istiadat
Divisions: Fakultas Teologi > Filsafat Keilahian
Depositing User: Beatrix Stefany
Date Deposited: 11 Sep 2024 03:18
Last Modified: 11 Sep 2024 03:18
URI: http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/8798

Actions (login required)

View Item View Item