GAMBARAN ALLAH BAGI KAUM MUDA YANG BERDUKA DI GEREJA KRISTEN INDONESIA AGUS SALIM BEKASI SEBUAH STUDI EMPIRIS-TEOLOGIS

Anthon Ronan Viesha (2023) GAMBARAN ALLAH BAGI KAUM MUDA YANG BERDUKA DI GEREJA KRISTEN INDONESIA AGUS SALIM BEKASI SEBUAH STUDI EMPIRIS-TEOLOGIS. Bachelor thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

	Text (Skripsi Filsafat Keilahian) 01190181_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (2MB)
	Text (Skripsi Filsafat Keilahian) 01190181_bab2 sd bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Kehilangan orang terkasih akibat kematian tentu bukanlah hal yang mudah untuk dilalui dalam hidup. Meskipun sudah mengetahui bahwa cepat atau lambat waktunya akan datang, meskipun sudah menyadari bahwa kehidupan dan kematian ibarat dua sisi koin yang tidak terpisahkan, tetapi tetap saja perihal kehilangan tidak ada yang pernah siap. Pengalaman berduka akibat kehilangan orang terkasih ini adalah pengalaman yang universal, di mana setiap orang di setiap tempat bergumul dengan hal tersebut. Berhadapan dengan realita ini, gereja dipanggil untuk menjadi rekan yang senantiasa menemani dan berproses bersama dengan mereka yang berduka akibat kehilangan orang terkasih. Gereja sebagai representasi Allah yang penuh kasih seharusnya merangkul dan berjalan bersama di dalam lorong gelap kedukaan. Namun, pada kenyataannya aksi atau tindakan yang dilakukan gereja belum benar-benar menyentuh pergumulan umat yang berduka. Gereja seringkali hadir dengan doktrin, tanpa ada keinginan untuk menyapa mereka yang berduka. Jarang sekali gereja berbicara bagaimana kemudian mereka yang berduka memahami dan menggambarkan Allah. Padahal, dalam pengalaman kedukaan tersebut, terdapat perjumpaan yang kemudian menghasilkan refleksi atau gambaran tentang Allah. Gambaran tentang Allah di tengah kedukaan tersebut menolong gereja untuk kemudian merespons dan membangun aksi pastoral yang holistik. Untuk itu melalui tulisan ini, penulis akan memaparkan bagaimana kaum muda di GKI Agus Salim Bekasi memahami dan menggambarkan Allah di tengah kedukaan yang dialami akibat kehilangan orang terkasih karena kematian. Secara tidak langsung, tulisan ini juga adalah ajakan untuk menggereja dari bawah, yakni dengan melihat pengalaman kedukaan yang kemudian direfleksikan secara kritis agar dapat menjadi masukan atau evaluasi bagi pengembangan pelayanan dan ajaran gereja yang berkaitan dengan kedukaan.

Actions (login required)

View Item