Ni Ketut Candra Rahayu (2023) KORELASI ANTARA HIDRASI STRATUM KORNEUM DAN INTENSITAS PRURITUS PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.
Text (Skripsi Kedokteran)
41190354_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (2MB) |
|
Text (Skripsi Kedokteran)
41190354_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
Latar belakang: Pada penyakit ginjal kronik (PGK) dapat ditemukan berbagai manifestasi klinis yang berdampak pada penurunan kualitas hidup pasien. Salah satu manifestasi klinis yang sering dikeluhkan yaitu pruritus. Prevalensi pruritus PGK sangat bervariasi, sekitar 20% hingga 90% pasien PGK yang menjalani hemodialisis (HD) menderita pruritus. Patogenesis terjadinya pruritus PGK tidak sepenuhnya diketahui. Salah satu teori yang menjelaskan patogenesis pruritus PGK adalah penurunan hidrasi stratum korneum (SK), karena sekitar 60% pasien PGK dengan keluhan pruritus yang menjalani HD memiliki kulit kering. Tujuan: Mengetahui korelasi antara hidrasi SK dan intensitas pruritus pada pasien PGK dengan pruritus yang menjalani HD rutin. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional observasional analitik dari data sekunder penelitian disertasi dr. Arum Krismi, M.Sc, Sp. KK, FINSDV dengan total 30 subjek. Hidrasi SK diukur menggunakan Corneometer® dan intensitas pruritus diukur menggunakan visual analogue scale (VAS). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman rank (p-value < 0,05). Hasil: Pasien PGK dengan keluhan pruritus yang menjalani HD rutin didominasi oleh perempuan (16 responden; 53,3%) dengan rentang usia 35-44 tahun (9 responden; 30%), mayoritas riwayat pendidikan terakhir adalah sarjana (12 responden; 40%), dan Sebagian besar tidak bekerja (17 responden; 56,7%). Distribusi tingkat hidrasi stratum korneum mayoritas adalah kulit sangat kering (17 responden; 56,7%), intensitas pruritusnya mayoritas adalah sedang (22 responden; 73,3%). Tidak terdapat korelasi yang bermakna secara statistik antara hidrasi SK dengan intensitas pruritus (p = 0,602; r = 0,099). Kesimpulan: Tidak terdapat korelasi yang bermakna secara statistik antara hidrasi SK dengan intensitas pruritus pada pasien PGK dengan pruritus yang menjalani HD rutin.
Item Type: | Student paper (Final Year Projects (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | hidrasi stratum korneum, intensitas pruritus, pruritus, penyakit ginjal kronik, hemodialisis |
Subjects: | R Kedokteran. Medis > Kedokteran (Umum) R Kedokteran. Medis > Kedokteran Internal |
Divisions: | Fakultas Kedokteran > Prodi Kedokteran |
Depositing User: | Beatrix Stefany |
Date Deposited: | 21 May 2024 03:12 |
Last Modified: | 21 May 2024 03:12 |
URI: | http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/8299 |
Actions (login required)
View Item |