Bernike Rose Sipayung (2023) PENGARUH EKSTRAK DAUN BAYAM BRASIL (ALTERNANTHERA SISSOO HORT) TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT INFLAMASI, CRP, INDEKS ORGAN LIMFOID DAN HEPAR MENCIT TERINDUKSI CFA. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.
Text (Skripsi Biologi)
31190333_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (1MB) |
|
Text (Skripsi Biologi)
31190333_bab2 sd bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Sel imun terkadang membutuhkan senyawa imunomodulator untuk optimalisasi kerjanya melawan patogen penyebab infeksi. Beberapa bahan alam dikenal mampu menghasilkan efek modulasi sistem imun untuk melawan patogen. Bayam brasil (Alternanthera sissoo hort) adalah tanaman yang berpotensi digunakan sebagai imunomodulator karena kandungan beragam fitokimia dan vitamin yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak daun bayam brasil dalam mereduksi jumlah leukosit inflamasi (monosit, neutrofil, dan limfosit), kadar C-reactive protein (CRP), serta nilai indeks organ timus, limpa dan hepar pada mencit jantan. Daun bayam brasil diekstraksi dengan metode maserasi 3 x 24 jam dalam 6L etanol 96%. Parameter yang diukur dari ekstrak daun bayam brasil meliputi screening fitokimia, analisa kadar flavonoid total dan vitamin E. Parameter yang diukur dari mencit jantan selaku hewan coba meliputi jumlah leukosit inflamasi (monosit, neutrofl dan limfosit) dengan metode hapusan darah terpi (HDT), kadar C-reactive protein (CRP) dari serum darah mengguanakan RAPID CRP, serta indeks nilai organ timus, limpa dan hepar. Mencit diaklimatisasi selama 7 hari, kemudian diinduksi Compele Freund’s Adjuvant (CFA) melalui subkutan, dan diberi perlakuan oral selama 7 hari berdasarkan kelompok uji yaitu dari KS (kontrol sehat), KN (kontrol negatif), KP (vitamin E 200 IU), EEBB (ekstrak bayam brasil sebanyak 209,25 mg/g BB, 418,4 mg/ g BB 627,72 mg/g BB). Hasil penelitian menunjukan EEBB mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, steroid, dan tanin, serta mengandung kadar flavonoid total 86,25 mg QE/g dan vitamin E sebanyak 375,5 mg/100. Uji in vivo menunjukan adanya perngaruh modulasi terhadap nilai relatif neutrofil dan limfosit serta indeks organ timus dan hepar. sampel serum darah mencit yang dilihat dari tidak terbentuknya aglutinasi. Hasil negatif terjadi karena RAPID CRP yang dilakukan merupakan uji kualitatif standar yang sederhana yang bergantung pada reaksi antara antibodi dan antigen, sehingga memiliki tingkat sensitivitas yang rendah. Kelompok uji dosis 3 (627,72 mg/g BB) merupakan dosis terbaik dalam memberikan efek imunomodulator namun belum dapat menggantikan fungsional vitamin E 200 IU.
Item Type: | Student paper (Final Year Projects (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Imunomodulator, Alternanthera sissoo hort, Mus musculus, Leukosit |
Subjects: | Q Ilmu Pengetahuan > Ilmu Pengetahuan (Umum) Q Ilmu Pengetahuan > Sejarah Alam > Biologi Q Ilmu Pengetahuan > Botani / Ilmu Tumbuhan |
Divisions: | Fakultas Bioteknologi > Prodi Biologi |
Depositing User: | Jessica Dipta Novyana, A.Md |
Date Deposited: | 26 Jan 2024 04:48 |
Last Modified: | 26 Jan 2024 04:48 |
URI: | http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/8036 |
Actions (login required)
View Item |