PERANCANGAN BALAI PENDIDIKAN GURU BERBASIS NILAI DAN KEARIFAN LOKAL DI DISTRIK SENTANI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU

Baptista Varani Indrajati (2022) PERANCANGAN BALAI PENDIDIKAN GURU BERBASIS NILAI DAN KEARIFAN LOKAL DI DISTRIK SENTANI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

	Text (Skripsi Arsitektur) 61180320_bab1_daftarpustaka.pdf Download (5MB)
	Text (Skripsi Arsitektur) 61180320_bab2_sd_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (17MB) | Request a copy

Abstract

Guru merupakan sumber daya manusia yang penting dan berpengaruh serta sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan. Para guru dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi untuk meningatkan sumber daya manusia di Indonesia, terkhusus untuk generasu muda. Selain sebagai pendidik, guru juga berperan penuh dalam pembentukan siswa dengan menanamkan 4 macam nilai dasar yaitu mental, moral, fisik dan artistik (Wahjosumidjo 2006:124). Sebelum melakukan proses pengajaran dan pembelajaran terhadap peserta didiknya, guru perlu mempersiapkan rencana pembelajaran yang benar-benar terkonsep dengan baik, efektif dan efisien. Dalam hal ini, guru harus mampu berkarakter baik, penjelasannya mudah di pahami, penguasaan keilmuannya besar dan menguasai seni pendelaian pada siswanya. Kinerja guru bila mengacu pada pengertian Mangkunegara bahwa tugas yang dihadapi seorang guru meliputi membuatn program pengajaran, memilih metode pengajaran dan media yang disesuaikan untuk penyampaian. Pada dasarnya kinerja guru dapat ditentukan dari lingkungan sekolah tingkat pendidikan guru, program penataran, sarana/prasarana dan kondisi fisik & mental guru. Di Papua sendiri khususnya Kota Jayapura, kinerja guru sangat dibutuhkan baik dalam kota maupun di pedalaman. Hal ini dikarenakan, kualitas dan kompetensi guru yang ada saat ini masih sangat kurang dapat dilihat dari pembelajaran yang berfokus atau mengikuti standar nasional pendidikan padahal letak wilayah dan sosial budaya sangat jauh berbeda. Hal ini tentutnya membuat siswa jenuh dengan pola pengajaran seperti ini. Sehingga di Papua dibutuhkan para pendidik yang mampu memberi pengajaran sesuai dengan kearifan lokal daerah setempat atau kehidupan masyarakat Papua, sehingga peserta didik dapat dengan mudah memahami apa yang disampaikan dan dapat menimbulkan semangat belajar siswa.

Actions (login required)

View Item