ANALISA FAKTOR RISIKO KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA NEONATUS PERIODE 2020-2021 DI RS BETHESDA YOGYAKARTA

Zipora Adelisa Basuki (2022) ANALISA FAKTOR RISIKO KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA NEONATUS PERIODE 2020-2021 DI RS BETHESDA YOGYAKARTA. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

[img] Text (Skripsi Kedokteran)
41180258_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf

Download (5MB)
[img] Text (Skripsi Kedokteran)
41180258_bab2 sd bab4_lampiran.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) diartikan sebagai bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Ukuran ini merupakan prediktor terbaik angka kematian bayi, terutama dalam satu bulan pertama kehidupan. Bayi BBLR mempunyai risiko kematian 20 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal. Prognosis ini akan berlansung jangka panjang sehingga menunjukkan morbiditas yang kurang baik karena bayi BBLR berisiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan tumbuh dan kembang. Selain gangguan tumbuh kembang, individu dengan riwayat BBLR mempunyai faktor risiko yang lebih tinggi untuk mengalami hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes setelah mencapai usia 40 tahun. Adapun faktor-faktor risiko yang behubungan dengan kejadian BBLR pada neonatus adalah paritas, prematuritas, preeklampsia, anemia, ketuban pecah dini, oligohidramnion, dan solusio plasenta. Tujuan : Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang berperan besar dalam mempengaruhi terjadinya berat badan lahir rendah pada neonatus di RS Bethesda Yogyakarta. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Penelitian ini akan dilakukan di RS Bethesda Yogyakarta pada bulan Desember 2021-April 2022. Sampel penelitian ini diambil secara total sampling. Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa prematuritas (p = 0,000; RR= 39,244; CI 95%= 15,308-100,610), preeklampsia (p = 0,000; RR= 13,022; CI 95%= 4,440-39,197), anemia (p = 0,000; RR= 43,177; CI 95%= 13,061-142,737), ketuban pecah dini (p = 0,010; RR= 5,577; CI 95%= 1,496-20,797), dan oligohidramnion (p = 0,002; RR= 14,397; CI 95%= 2,597-79,818) merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian BBLR pada neonatus. Sedangkan paritas (p = 0,152; RR= 1,821; CI 95%= 0,802-4,136) dan solusio plasenta (p = 0,122; RR= 14,082; CI 95%= 0,493-401,919) tidak menunjukkan adanya hubungan signifikan terhadap kejadian BBLR pada neonatus Kesimpulan : Penelitian menunjukkan bahwa Proporsi bayi yang memiliki berat badan lahir rendah di RS Bethesda Yogyakarta pada bulan Januari 2020-Desember 2021 sebesar 23,6% lebih tinggi daripada proporsi nasional yang sebesar 6,2%. Usia kehamilan ibu (prematuritas), preeklampsia dan anemia pada ibu bersalin merupakan factor independent yang memiliki hasil signifikan dengan kejadian BBLR pada neonatus dan sekaligus memberi pengaruh terbesar terhadap kejadian BBLR. Sedangkan hasil lainnya yaitu paritas dan riwayat solusio plasenta tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan terhadap kejadian BBLR pada neonatus.

Item Type: Student paper (Final Year Projects (S1))
Uncontrolled Keywords: Berat Badan Lahir Rendah, Neonatus, Faktor Risiko
Subjects: R Kedokteran. Medis > Kedokteran (Umum)
R Kedokteran. Medis > Ginekologi dan Kebidanan
Divisions: Fakultas Kedokteran > Prodi Kedokteran
Depositing User: Jessica Dipta Novyana, A.Md
Date Deposited: 20 Mar 2023 03:40
Last Modified: 20 Mar 2023 03:40
URI: http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/7536

Actions (login required)

View Item View Item