KOLEGIALITAS PENDETA DAN IMPLIKASINYA BAGI PELAKSANAAN TUGAS PANGGILANNYA. (PEMETAAN MODEL KOLEGIALITAS PARA PENDETA DI LINGKUNGAN GEREJA KRISTEN JAWA KLASIS JAKARTA BAGIAN TIMUR)

Kartini Astuti (2017) KOLEGIALITAS PENDETA DAN IMPLIKASINYA BAGI PELAKSANAAN TUGAS PANGGILANNYA. (PEMETAAN MODEL KOLEGIALITAS PARA PENDETA DI LINGKUNGAN GEREJA KRISTEN JAWA KLASIS JAKARTA BAGIAN TIMUR). Thesis (S2) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

[img] Text (Tesis Kajian Magister Konflik dan Perdamaian)
51150010_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf

Download (1MB)
[img] Text (Tesis Kajian Magister Konflik dan Perdamaian)
51150010_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Kolegialitas pendeta dalam melayani bersama tidak lagi menjadi pilihan melainkan kebutuhan. Dalam menjalankan pelayanannya, seorang pendeta tidak mungkin bisa sendirian mengerjakan panggilannya. Dimanapun ia berada, pendeta membutuhkan koleganya. Baik itu dalam pelayanan gereja lokal yang memiliki lebih dari satu pendeta, aras klasikal, sinodal maupun dalam denominasi gereja-gereja. Membangun kolegialitas dalam melayani tidak hanya bisa diupayakan salah satu pendeta saja, diperlukan kesadaran masing-masing pendeta betapa pentingnya membangun kolegialitas. Ada pasang surut untuk mengupayakan kolegialitas pendeta dalam melayani. Ada beberapa cara dan bentuk kolegialitas yang dibangun pendeta dalam melayani bersama. Gereja-gereja anggota GKJ Klasis Jakarta bagian Timur sebagian besar memiliki lebih dari satu pendeta. Dalam membangun kolegialitas, ada berbagai model yang dijalankan oleh pendeta-pendeta yang melayani bersama. Ada yang membangun kolegialitas berdasarkan pada profesionalitas, kekeluargaan dan persahabatan. Bahkan dari pendeta-pendeta yang melayani bersama, membangun kolegialitas tidak dalam satu model melainkan lebih dari satu. Kolegialitas yang dibangun dalam kekeluargaan sekaligus profesionalitas. Ada juga model profesionalitas dengan persahabatan dalam mengupayakan kolegialitas. Bahkan model kolegialitas yang dibangun bukan menjadi harga mati. Model kolegialitas dibangun berdasarkan pada kebutuhan maupun tantangan yang dihadapi serta konteks dimana pendeta melayani. Tidak menjadi masalah saat model kolegialitas mengalami perubahan karena harus menyesuaikan. Model kolegialitas, dengan jelas dapat dilihat dari bagaimana pendeta berkomunikasi dengan koleganya. Jika komunikasi yang dijalin begitu cair itulah cerminan kolegialitas yang dibangun antara pendeta dan kolega. Tidak hanya komunisi, melainkan relasi antara pendeta dan kolega juga mewakili kolegialitas. Dengan jelas, diakui bahwa kolegialitas sangat mempengaruhi bagaimana pendeta dalam menjalankan tugas panggilannya. Kepemimpinan menurut Maxwell sangat menolong pendeta dalam membangun kolegialitas. Mendorong dan mengingatkan, betapa pentingnya membangun kolegialitas dalam melayani bersama. Begitu pentingnya kolegialitas dalam melayani bersama maka perlu ada upaya bersama. Upaya membangun kolegialitas diawali dengan pemaknaan akan pentingnya kolegialitas kepada seluruh pendeta. Hal itu tidak hanya diupayakan pendeta yang melayani bersama di satu gereja. Melainkan, bisa diupayakan dalam aras klasis, sinode maupun denominasi gereja yang ada di sekitarnya.

Item Type: Student paper (Thesis (S2))
Uncontrolled Keywords: kolegialitas pendeta, model kolegialitas
Subjects: B Filsafat. Psikologi. Agama > Agama
B Filsafat. Psikologi. Agama > Kekristenan
Divisions: Fakultas Teologi > Magister Kajian Konflik dan Perdamaian
Depositing User: Ms Hilaria Fortuna
Date Deposited: 19 Aug 2022 02:11
Last Modified: 19 Aug 2022 02:11
URI: http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/5740

Actions (login required)

View Item View Item