SPIRITUALITAS KEJATUHAN – PENEBUSAN DAN SPIRITUALITAS PENCIPTAAN DALAM DIALOG : PERJUMPAAN PEMIKIRAN MATTHEW FOX, AGUSTINUS DAN MEISTER ECKHART DALAM KONTEKS INDONESIA

50160008, Michael Bernhard Djami (2021) SPIRITUALITAS KEJATUHAN – PENEBUSAN DAN SPIRITUALITAS PENCIPTAAN DALAM DIALOG : PERJUMPAAN PEMIKIRAN MATTHEW FOX, AGUSTINUS DAN MEISTER ECKHART DALAM KONTEKS INDONESIA. Masters thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

	Text (Tesis Teologi) 50160008_bab1_Bab5_daftarpustaka.pdf Download (1MB)
	Text (Tesis Teologi) 50160008_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Dalam tesis ini, penulis membahas Spiritualitas Kejatuhan – Penebusan dan Spiritualitas Penciptaan dengan mempertimbangkan konteks Indonesia, yaitu kerusakan lingkungan dan ketidakadilan sosial, yang juga meliputi ketidakadilan gender. Oleh karena itu, tesis ini diberi judul: “Spiritualitas Kejatuhan – Penebusan dan Spiritualitas Penciptaan Dalam Dialog”. Pembahasan kedua paradigma spiritualitas ini didasari oleh persoalan bahwa paradigma spiritualitas yang mendominasi kehidupan orang kristen di Indonesia masih didominasi oleh paradigma spiritualitas yang begitu menekankan aspek keberdosaan manusia, tuntutan pertobatan dan tanggung-jawab pada Allah, sehingga kurang menggairahkan manusia untuk menghadapi konteks Indonesia. Maka dibutuhkan sebuah paradigma spiritualitas yang dapat menggairahkan manusia dalam menghadapi konteks kerusakan lingkungan dan ketidakadilan sosial di Indonesia. Dalam upaya menganalisa paradigma Spiritualitas Kejatuhan – Penebusan dan Spiritualitas Penciptaan, maka penulis mendialogkan pemikiran Matthew Fox tentang Spiritualitas Kejatuhan – Penebusan dan Spiritualitas Penciptaan dengan pemikiran Agustinus dan Meister Eckhart. Dari dialog tersebut, penulis menemukan bahwa Spiritualitas Penciptaan memiliki gagasan-gagasan yang dapat menggairahkan orang kristen dalam menghadapi konteks kerusakan lingkungan dan ketidakadilan sosial, yang juga meliputi ketidakadilan gender di Indonesia.

Actions (login required)

View Item