61160122, Roberto Sombolayuk (2021) PERANCANGAN FASILITAS REKREASI DAN GALERI BUDAYA DI KAWASAN PANTAI LOSARI DENGAN PENDEKATAN PLACEMAKING MAKASSAR, SULAWESI SELATAN. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.
Text (Skripsi Arsitektur)
61160122_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (7MB) |
|
Text (Skripsi Arsitektur)
61160122_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (28MB) | Request a copy |
Abstract
Air dan Darat adalah dua elemen yang identik dari Indonesia sebagai negara kepulauan. Keadaan ini dapat dilihat pada salah satu kota di Indonesia yang berada di Sulawesi Selatan, yaitu Kota Makassar. Berada di tepi laut, Makassar identik dengan keberadaan pantai dan area tepi laut, yang merupakan salah satu konsekuensi area waterfront. Dikenal sebagai kota metropolitan Indonesia Timur, Makassar merupakan rumah etnis bagi 4 suku besar yaitu Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja. Keberagaman ini menjadikan Makassar sebagai kota yang kaya akan aneka seni dan budaya. Fenomena ini diterjemahkan melalui keberadaan ruang publik sebagai wadah interaksi dan beraktivitas bagi individu maupun kelompok (Hakim, 1987). Kehadiran ruang publik di Kota Makassar dapat ditemui pada Pantai Losari, yang menurut Dias Pradadimara selaku dosen sejarah Universitas Hasanuddin, memiliki beberapa perkembangan fungsi publik seperti ruang fungsional menjadi ruang rekreasional, hingga menuju ruang ekonomi. Fenomena ini menegaskan keberadaan ruang publik yang terus berkembang mengikuti aktivitas daripada penggunanya, sehingga diperlukan fasilitas yang atraktif dan interaktif. Fenomena konsepsi perkembangan ruang publik direspon dengan adanya perancangan fasilitas rekreasi dan galeri budaya di kawasan Pantai Losari, yang bertujuan untuk merelasikan antara alam, air dan manusia dalam suatu tempat dengan berbagai aktivitas. Melalui pendekatan placemaking, Pantai Losari dibagi menjadi beberapa zona dengan tema yang berbeda. Pendekatan ini bertujuan untuk pengoptimalkan aktivitas pengunjung, pada setiap zona dan membentuk alur sirkulasi yang memberikan pengalaman antar ruang yang berbeda. penggunaan Placemaking juga mengoptimalkan penggunaan ruang terbuka hijau sebagai area interaksi, beserta galeri dan area waterfront untuk membentuk berbagai aktivitas yang fleksibel dan interaktif bagi pengunjung. Sehingga pengalaman atau memori yang terbentuk dapat beragam bagi pengunjung beserta pengenalan akan seni dan budaya yang lebih optimal. Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan adalah retaining wall sebagai penahan tanah dan pembatas antara air dan darat, begitupun intervensi struktur bangunan dan ketinggian kontur yang digunakan agar tetap aman saat pasang surut air laut.
Item Type: | Student paper (Final Year Projects (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Placemaking, Fasilitas, Galeri dan Budaya, Waterfront |
Subjects: | N Seni Rupa > Arsitektur N Seni Rupa > Seni Umum A Karya Umum |
Divisions: | Fakultas Arsitektur dan Desain > Prodi Arsitektur |
Depositing User: | Admin Repository |
Date Deposited: | 22 Apr 2021 03:28 |
Last Modified: | 28 Oct 2024 06:12 |
URI: | http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/5010 |
Actions (login required)
View Item |