31071114, I GEDE ARYA UTAMA PUTRA (2011) DAYA BUNUH Bacillus thuringiensis H-14 YANG DITUMBUHKAN PADA MEDIUM BEKATUL BERAS (Oryza sativa) TERHADAP LARVA Aedes aegypti. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.
Text (Skripsi Biologi)
31071114_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (489kB) |
|
Text (Skripsi Biologi)
31071114_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (876kB) | Request a copy |
Abstract
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan yang serius di masyarakat Indonesia sejak tahun 1968 sampai pada tahun 2009, angka kesakitan dan kematiannya terus meningkat tiap tahunnya. Vektor penyakit DBD yang sangat dekat dengan kita adalah nyamuk A. aegypti, salah satu metode pengendalian hayati yang sangat efektif dan ramah lingkungan karena bersifat spesifik terhadap larva nyamuk yaitu dengan menggunakan Q-endotoksin yang dihasilkan B. thuringiensis H-14. Dalam pengembangannya B. thuringiensis H-14 memiliki kendala biaya, sehingga perlu dikembangan media alternatif. Bekatul beras yang memiliki kadungan nutrisi yang mendekati medium standar, memiliki potensi untuk menjadi medium alternatif pengembangan bioinsektisida B. thuringiensis H-14. Penelitian ini dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP), Salatiga. Disain penelitian yang digunakan yaitu eksperimental murni, dengan memakai 5 konsentrasi medium bekatul beras (50 gr/L, 75 gr/L, 100 gr/L, 125 gr/L dan 150 gr/L) dan sebagai pembanding digunakan medium Tryptose Phosphate Broth (TPB). Metode kultivasi yang digunakan yaitu kultivasi terendam (submerged cultivation), untuk mengetahui kelayakan medium bekatul beras menjadi medium alternatif dibadingkan hasil antara medium bekatul beras dengan medium TPB untuk pertumbuhan sel hidup (TVC), spora hidup (TVSC), daya bunuh, kandungan kedua medium serta kemudahan dalam mendapatkan kedua medium ini. Dari hasil analisis menunjukkan medium bekatul beras layak menjadi medium alternatif penganti medium standar TPB, dengan hasil jumlah sel hidup berkisar antara 95,00 ± 37,323 x 106 sel/ml (50 gr/L) sampai 177,67 ± 41,501 x 106 sel/ml (150gr/L), dan jumlah spora hidup, berkisar antara 91,67 ± 9,82 x 106 spora/ml (50gr/L) sampai dengan 167,67 ± 28,57 x 106 spora/ml (150 gr/L), rerata jumlah sel hidup menunjukkan perbedaan yang signifikan (0,006 < 0,05), tetapi untuk rerata jumlah spora hidup tidak ada perbedaan yang nyata (0,075 > 0,05). Jumlah sel hidup dan jumlah spora hidup medium bekatul beras masih dibawah medium standar TPB. Daya bunuh semua medium bekatul beras melebihi standar WHO (70%), dengan hasil yang sama yaitu 100%. Dibandingkan medium TPB Medium bekatul beras memiliki kandungan sumber karbon dan nitrogen lebih rendah namun lebih ekonomis, lebih mudah mendapatkannya dan ketersediaannya melimpah di Indonesia.
Item Type: | Student paper (Final Year Projects (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Aedes aegypti, Bacillus thuringiensis H-14, Oryza sativa |
Subjects: | Q Ilmu Pengetahuan > Sejarah Alam > Biologi R Kedokteran. Medis > Aspek Umum Kedokteran > Kesehatan Publik. Kebersihan. Kedokteran Pencegahan R Kedokteran. Medis > Patologi |
Divisions: | Fakultas Bioteknologi > Prodi Biologi |
Depositing User: | Ms Lea Destiany |
Date Deposited: | 17 May 2021 04:04 |
Last Modified: | 17 May 2021 04:04 |
URI: | http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/4944 |
Actions (login required)
View Item |