INFUSA DAUN BABANDOTAN (Ageratum conyzoides) SEBAGAI LARVASIDA NYAMUK Culex quinquefasciatus

41130023, UMBU JABU ANGGUNG PRAING (2017) INFUSA DAUN BABANDOTAN (Ageratum conyzoides) SEBAGAI LARVASIDA NYAMUK Culex quinquefasciatus. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

[img] Text (Skripsi Kedokteran)
41130023_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf

Download (812kB)
[img] Text (Skripsi Kedokteran)
41130023_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Latar Belakang. Culex quinquefasciatus merupakan vektor alami penular penyakit filariasis khususnya filariasis bancrofti. Penyakit filariasis banyak ditemukan di Asia Tenggara dan tersebar luas dari pedesaan hingga perkotaan dan menyerang semua golongan umur. Upaya meminimalkan penularan filariasis dapat dilakukan dengan pengendalian vektor. Penggunaan larvasida kimia merupakan salah satu cara pengendalian vektor yang dapat menimbulkan resistensi dan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu bioinsektisida atau larvasida alami yang berasal dari tumbuhan dapat digunakan sebagai alternatif. Daun babandotan (Ageratum conyzoides) mengandung senyawa-senyawa yang memiliki potensi sebagai larvasida nyamuk Culex quinquefasciatus. Tujuan. Mengetahui efek larvasida infusa daun babandotan (Ageratum conyzoides) terhadap larva instar III-IV Culex quinquefasciatus. Mengetahui LC50 dan LC90 infusa daun babandotan (Ageratum conyzoides) terhadap larva instar III-IV Culex quinquefasciatus, serta melihat hubungan antara peningkatan konsentrasi infusa daun babandotan (Ageratum conyzoides) dengan peningkatan jumlah kematian larva instar III – IV Culex quinquefasciatus. Metode Penelitian. Penelitian bersifat eksperimental murni. Penelitian ini menggunakan sampel larva instar III-IV nyamuk Culex quinquefasciatus yang dipaparkan dengan infusa daun babandotan (Ageratum conyzoides). Pengambilan sampel dengan metode simple random sampling. Penelitian dilakukan dua tahap yaitu uji pendahuluan dan pengujian akhir dengan 3 kali replikasi. Larva dibagi menjadi 8 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol. Data yang didapatkan dianalisa dengan analisis Probit. Hasil. Infusa daun babandotan (Ageratum conyzoides) memiliki efek larvasida terhadap larva nyamuk Culex quinquefasciatus dengan nilai LC50 sebesar 28.882% dan LC90 sebesar 40.762%. Nilai P-value < 0,05 (0,00) dan koefisien konsentrasi positif (0.108) . Terjadi perubahan warna, aroma, dan rasa pahit pada air, serta penurunan kadar pH air. Kesimpulan. Infusa daun babandotan (Ageratum conyzoides) memiliki efek larvasida terhadap larva Culex quinquefasciatus instar III-IV, namun penggunaannya dapat menyebabkan perubahan fisik air, yaitu perubahan warna, aroma, dan rasa pahit pada air, serta penurunan kadar pH air. Diperoleh nilai LC50 sebesar 28.882% dan LC90 sebesar 40.762%. Mortalitas larva Culex quinquefasciatus meningkat sebanding dengan peningkatan konsentrasi infusa daun babandotan (Ageratum conyzoides).

Item Type: Student paper (Final Year Projects (S1))
Uncontrolled Keywords: Infusa daun babandotan, filariasis, larvasida, biolarvasida, Culex quinquefasciatus, vektor
Subjects: R Kedokteran. Medis > Kedokteran (Umum)
R Kedokteran. Medis > Aspek Umum Kedokteran > Kesehatan Publik. Kebersihan. Kedokteran Pencegahan
Divisions: Fakultas Kedokteran > Prodi Kedokteran
Depositing User: ms priska lim
Date Deposited: 11 Dec 2020 01:55
Last Modified: 11 Dec 2020 01:55
URI: http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/4730

Actions (login required)

View Item View Item