MENYOROTI PESAN LARANGAN PERKAWINAN CAMPUR DAN PERCERAIAN DALAM KITAB MALEAKHI 2:10-16 : SEBUAH KRITIK IDEOLOGI

01082202, YOSEP ENDRO PRASETYO (2013) MENYOROTI PESAN LARANGAN PERKAWINAN CAMPUR DAN PERCERAIAN DALAM KITAB MALEAKHI 2:10-16 : SEBUAH KRITIK IDEOLOGI. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

[img] Text (Skripsi Teologi)
01082202_Bab1_Bab5_Daftarpustaka.pdf

Download (1MB)
[img] Text (Skripsi Teologi)
01082202_Bab2-sd-Bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Maleakhi datang pada masa kesuraman hidup Bangsa Israel memuncak. Muncul kekecewaan di berbagai ranah, tidak hanya menyentuh ranah sekuler, tetapi juga menyentuh ranah spiritual. Religiositas tidak lebih daripada sekedar ritual dan yang bersifat sangat formal, dan juga dangkal – tanpa didasari dengan komitmen keimanan yang nyata. Lebih jauh daripada itu, bangsa Yahudi yang memiliki status sebagai bangsa pilihan, kini mereka membuat pengecualian sendiri tentang hukum kekudusan yang telah dipelihara sekian lama. Kondisi ini jelas menggetarkan sanubari dan memicu lahirnya keprihatinan yang mendalam bagi mereka yang merasa berkepentingan untuk menentukan perkembangan peradaban Umat Yahweh. Maleakhi adalah salah satunya. Maleakhi tanpa ragu melontarkan kritik-kritik tajam kepada lawan bicaranya, seolah memang perbuatan-perbuatan mereka lakukan sudah berada jauh di luar ambang batas. Mereka yang telah terlanjur jatuh dalam pratik perkawinan campur dan perceraian, tanpa kompromi dipaksa untuk kembali kepada Yahweh atau mereka hanya akan dianggap menjadi pengkhianat bagi bangsanya sendiri. Namun demikian, secara sadar ataukah tidak, rupanya Maleakhi telah masuk dalam sebuah usaha untuk penginstitusionalisasian ideologi, dimana Maleakhi berusaha mencari pengakuan umum – sebuah cara meraih kemenangan dalam suatu pertarungan ideologi dengan menampikan keberadaan ideologi-ideologi lain yang memusatkan perhatian pada masalah yang serupa – bahwa cara pandang yang dia miliki merupakan gagasan ideal yang merupakan warisan dari nenek moyang mereka, dan sudah seperti seharusnya bangsa Yahudi harus menjalankan kehidupannya secara eksklusif. Kesadaran akan kondisi inilah yang nampaknya juga diberlakukan dalam melihat konteks masa kini terkait dengan persoalan perkawinan campur dan perceraian.

Item Type: Student paper (Final Year Projects (S1))
Uncontrolled Keywords: perkawinan campur, perceraian, penginstitusionalisasian, pertarungan ideologi, kekudusan, bangsa Yahudi, eksklusif
Subjects: B Filsafat. Psikologi. Agama > BJ Etika
B Filsafat. Psikologi. Agama > BS Alkitab
B Filsafat. Psikologi. Agama > BT Teologi Doktrinal
H Ilmu Sosial > HQ Keluarga. Pernikahan. Perempuan
Divisions: Fakultas Teologi > Filsafat Keilahian
Depositing User: ms Dominggas Yembise
Date Deposited: 23 Feb 2021 07:12
Last Modified: 23 Feb 2021 07:12
URI: http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/3876

Actions (login required)

View Item View Item