PENDIDIKAN KRISTIANI PASCA KONFLIK UNTUK JEMAAT-JEMAAT GEREJA PROTESTAN MALUKU : PERAN DAN IMPLIKASINYA BAGI PRIBADI DAN RELASI JEMAAT KORBAN KONFLIK DI MALUKU

50100266, OLIVIA RENY SEKEWAEL (2013) PENDIDIKAN KRISTIANI PASCA KONFLIK UNTUK JEMAAT-JEMAAT GEREJA PROTESTAN MALUKU : PERAN DAN IMPLIKASINYA BAGI PRIBADI DAN RELASI JEMAAT KORBAN KONFLIK DI MALUKU. Thesis (S2) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

[img] Text (Tesis Ilmu Teologi)
50100266_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf

Download (529kB)
[img] Text (Tesis Ilmu Teologi)
50100266_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf
Restricted to Registered users only

Download (716kB) | Request a copy

Abstract

Konflik Maluku meninggalkan beragam luka yang traumatis dari setiap pribadi jemaat di Gereja Protestan Maluku. Pemahaman akan konflik dan dampaknya pun turut mempengaruhi pribadi anggota jemaat di GPM, baik korban langsung maupun tidak langsung dari konflik kemanusiaan yang terjadi tahun 1999 silam. Rasa takut, cemas, kuatir dan perasaan traumatis lainnya menjadi realita yang tidak dapat dihindari atau pun diabaikan. Ditambah dengan kondisi keamanan yang berubah-ubah, sistem segregasi pemukiman penduduk berdasarkan agama, dan juga kebiasaan saling mengejek di antara pemuda dua komunitas yang bertikai, perasaan traumatis itu pun turut merenggangkan relasi antar pribadi maupun komunitas di Maluku. Dan perasaan traumatis itu pula yang seringkali dijadikan alasan untuk menyalahkan yang lain atas konflik yang terjadi dan dampak yang dirasakan. Dampak konflik bagi pribadi dan relasi jemaat pun menjadi alasan tidak dimilikinya karakter pendamai yang nir-kekerasan dari anggota jemaat. Untuk kebajikan seperti keramahan, kontrol amarah hingga kerjasama pun tidak mereka miliki. Realita inilah yang membuat setiap orang larut dalam rasa kehilangan yang traumatik, saling menyalahkan dan menjaga jarak dengan komunitas lain. Karena itu, jemaat membutuhkan nilai-nilai atau prinsip dasar perdamaian yang memampukan mereka untuk memaknai konflik dan dampaknya dari perspektif yang lain atau perspektif bersama. Pemaknaan ini dapat menjadi cara untuk menemukan nilai-nilai baru sebagai dasar untuk berpikir dan bertindak, keluar dari trauma menuju perangkulan untuk perdamaian. Untuk mewujudkan perangkulan bagi perdamaian, jemaat membutuhkan wadah untuk mengkoordinir pemahaman dan pengalaman konflik mereka, sehingga mereka mampu mendialogkan perasaan trauma mereka, belajar mengampuni, membentuk kebajikan keramahan, rasa optimis dan lainnya. Wadah tersebut adalah Pendidikan Kristiani pascakonflik bagi jemaat-jemaat di GPM yang mengadaptasi nilai-nilai khas budaya makan patita menjadi Pendidikan Kristiani yang bersifat merangkul dan menghadirkan perdamaian, bukan hanya bagi individu, namun juga dalam aspek komunalnya. Dengan proses yang dijalani di dalam komunitas internal gereja, jemaat dapat merendahkan hati, melakukan pengampunan dan menciptakan perdamaian ketika berelasi di luar lingkup gereja. Pendidikan Kristiani pascakonflik pun hadir untuk mendidik jemaat dengan iman Kristiani yang dimiliki, dan turut menghadirkan damai di Maluku, khususnya dalam jemaat-jemaat Gereja Protestan Maluku.

Item Type: Student paper (Thesis (S2))
Uncontrolled Keywords: Gereja, Pendidikan Kristiani, Pascakonflik
Subjects: B Filsafat. Psikologi. Agama > Kekristenan
B Filsafat. Psikologi. Agama > Teologi Praktis > Pendidikan Agama
H Ilmu Sosial > Sejarah dan Kondisi Sosial. Permasalahan Sosial. Reformasi Sosial
Divisions: Fakultas Teologi > Magister Filsafat Keilahian
Depositing User: ms priska lim
Date Deposited: 15 Mar 2021 03:07
Last Modified: 15 Mar 2021 03:07
URI: http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/3555

Actions (login required)

View Item View Item