50100274, ANCE MARINTAN D.SITOHANG (2012) KARENA KITA HARUS HIDUP BERSAMA (STUDI EXEGETIS-KRITIS ROMA 8: 18-25). Thesis (S2) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.
Text (Tesis Ilmu Teologi)
50100274_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (1MB) |
|
Text (Tesis Ilmu Teologi)
50100274_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Tesis ini dimaksudkan untuk menafsir Roma 8: 18-25 dengan menggunakan metode historis kritis dan hermeneutik ekologi. Alasan dari upaya penafsiran ini didasarkan pada kesadaran bahwa menafsirkan kitab suci secara kontekstual berarti juga memberikan porsi yang cukup bagi pembaca (dalam hal ini adalah pembaca Indonesia yang tidak pernah terlepas dari persoalan ekologi dan pembaca yang mempunyai latar belakang pendidikan pertanian). Berdasarkan perkembangan paradigma terhadap lingkungan hidup bahkan terhadap seluruh ciptaan, tesis yang berjudul “Karena Kita Harus Hidup Bersama (Studi Exsegetis-Kritis Roma 8: 18-25)” ini, memaparkan paradigma yang dipakai oleh rasul Paulus dalam Roma 8: 18-25, dalam rangka berteologi dalam konteks ekologi. Selanjutnya, memperlihatkan pesan yang disampaikan oleh rasul Paulus melalui teks, guna menyikapi persoalan ekologi masa kini. Perkembangan paradigma terhadap seluruh ciptaan tersebut dapat dilihat dalam tiga bagian: Pertama, antroposentrisme yaitu paradigma yang hanya memusatkan perhatian kepada manusia. Segala sesuatu dilihat dari kepentingan manusia. Kedua, biosentrisme, yaitu paradigma yang hanya berpusat kepada seluruh makhluk hidup (ciptaan hayati). Paradigma ini tidak memberikan perhatian kepada ciptaan non hayati. Ketiga, ekosentrisme, paradigma yang memberi perhatian kepada seluruh ciptaan (seluruh komponen ekosistem). Seluruh ciptaan memiliki nilai pada dirinya sendiri, sehingga layak untuk mendapatkan perlakuan moral. Berdasarkan penafsiran yang dihasilkan dan proses dialog teks dengan perkembangan paradigma terhadap ciptaan, maka dapat dinyatakan bahwa: di satu sisi, rasul Paulus terkesan memiliki paradigma antroposentris. Hal ini disebabkan karena: Pertama, surat ini ditulis dan dialamatkan kepada kumpulan orang Kristen, sehingga bias antroposentris masih terasa. Kedua, dalam menyampaikan ideologinya, rasul Paulus berangkat dari kesia-siaan seluruh ciptaan akibat dosa manusia. Titik berangkat rasul Paulus untuk menyampaikan pesan ini, menyebabkan dia terkesan antroposentris. Namun, di sisi lain, rasul Paulus sudah memiliki wawasan ekologis secara inklusif. Hal ini dilihat dari pesan Injil yang disampaikannya bersifat menyeluruh. Penggunaan kata kti,sij menunjukkan bahwa karya penyelamatan Allah diperuntukkan bagi seluruh ciptaan, tidak semata-mata hanya kepada manusia. Dengan demikian, paradigma antroposentris dan ekologis ada dalam pemikiran rasul Paulus. Pesan yang ingin disampaikan oleh rasul Paulus adalah karya penyelamatan Allah bagi seluruh kosmos. Karya penyelamatan Allah bagi seluruh ciptaan dimengerti sebagai suatu kondisi dimana seluruh ciptaan memperoleh pembebasan. Dibutuhkan peranan seluruh ciptaan, khususnya manusia sebagai pelaku moral, sehingga karya penyelamatan Allah sungguh-sungguh berdampak bagi keutuhan seluruh ciptaan. Inilah gambaran pembebasan yang dinyatakan oleh rasul Paulus,dimana seluruh ciptaan memerankan fungsinya masing-masing sesuai dengan akidahnya.
Item Type: | Student paper (Thesis (S2)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Exegetis, Roma, Tafsir, Perjanjian baru |
Subjects: | B Filsafat. Psikologi. Agama > Kekristenan B Filsafat. Psikologi. Agama > Alkitab |
Divisions: | Fakultas Teologi > Magister Filsafat Keilahian |
Depositing User: | Ms Lea Destiany |
Date Deposited: | 17 May 2021 01:56 |
Last Modified: | 17 May 2021 01:56 |
URI: | http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/3385 |
Actions (login required)
View Item |