50090255, ERICK SUDHARMA (2012) TETAPI ENGKAU MEMBUANG KAMI SAMA SEKALI : MEMBANGUN SEMANGAT BELA RASA KEMANUSIAAN MELALUI PEMBACAAN SYAIR-SYAIR RATAPAN DENGAN SOROTAN KHUSUS KEPADA RATAPAN 5:1-22. Thesis (S2) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.
Text (Tesis Ilmu Teologi)
50090255_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (1MB) |
|
Text (Tesis Ilmu Teologi)
50090255_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Bagi konteks berbagai bencana yang mencirikan perjalanan Indonesia sebagai negeri rawan bencana, baik bencana alam maupun bencana sosial, yang diperparah oleh realitas pudarnya rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial di antara warga masyarakat, kekayaan literer dan teologis dari teks-teks suci (baca: Alkitab) yang menyuarakan kedalaman dan keluasan penderitaan dan kesusahan dari para korban bencana, seperti teks-teks Ratapan, patut digali dan digunakan untuk membangun empati dan semangat bela rasa kemanusiaan di kalangan warga gereja terhadap para korban bencana. Teks Ratapan 5:1-22, yang merupakan sebuah penutup puitis dari kumpulan syair yang menyusun Kitab Ratapan, pada dasarnya berkarakter ratapan komunal, sebuah jenis sastra yang biasanya disusun dan digunakan ketika bencana nasional terjadi, di mana seluruh bangsa menggambarkan dan mengekspresikan penderitaan mereka serta menyerukan permohonan kepada Allah untuk memulihkan keadaan mereka. Namun, berbeda dengan genre ratapan komunal pada umumnya, teks Ratapan 5:1-22 tidak memuncak pada pengharapan umat akan pemulihan, sebaliknya pada nada keputusasaan dan kemarahan: “Tetapi Engkau membuang kami sama sekali, / Engkau sangat marah terhadap kami” (terj. penulis). Pendekatan apresiasi sosio-literer dan kritik literer, yang dipadukan dengan kajian sosio-politik dari James C. Scott atas wacana dalam konteks hubungan-hubungan kekuatan, terhadap teks Ratapan 5:1-22 dapat menggali dan menunjukkan di satu sisi kekuatan perangkat-perangkat literernya (terutama metafora-metafora dan perpaduan imaji-imajinya) serta kekuatan strategi literernya (yaitu mengakhiri ratapan komunal dengan ungkapan keputusasaan dan kemarahan terhadap Yahwe) untuk merangsang tanggapan emosional tertentu dalam diri pembaca. Di sisi lain, pendekatan tersebut dapat menggali dan menunjukkan bahwa teks Ratapan 5:1-22, selain menyediakan semacam katarsis psikologis bagi pihak subordinat (baca: korban bencana), juga memuat sebuah agenda perlawanan publik terhadap kekuatan dominan dalam konteks relasi ala perjanjian suzerain-vassal di Timur Dekat Kuno, sebuah gugatan yang berani terhadap “kesewenang-wenangan” Yahwe, yang mencerminkan sebuah teologi yang dialektis dan berbela rasa dengan para korban bencana. Dengan demikian, kajian biblis dan sosio-politik terhadap teks Ratapan 5:1-22 ini menegaskan pentingnya mendekati narasi-narasi Alkitab tidak dengan sikap naif, tetapi secara kritis. Tidak semestinya hegemoni Allah yang dinarasikan dalam Alkitab diterima begitu saja tanpa memperhatikan kehadiran “suara-suara” yang menentang dan menggugat perilaku Allah yang sewenang-wenang. Struktur dialektika otonomi dan heteronomi dari Alkitab mendukung dan mendorong umat untuk bersama-sama para korban bencana melawan kekuatan yang tak terbendung dalam konteks mereka sendiri.
Item Type: | Student paper (Thesis (S2)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Perjanjian lama, Tafsir, Ratapan, Bela rasa |
Subjects: | B Filsafat. Psikologi. Agama > Etika B Filsafat. Psikologi. Agama > Kekristenan B Filsafat. Psikologi. Agama > Alkitab |
Divisions: | Fakultas Teologi > Magister Filsafat Keilahian |
Depositing User: | Ms Lea Destiany |
Date Deposited: | 17 May 2021 01:54 |
Last Modified: | 17 May 2021 01:54 |
URI: | http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/3384 |
Actions (login required)
View Item |