HUBUNGAN DIALEKTIS SEBAGAI PRINSIP MISI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN (GBKP) BIRUBIRU DALAM KONTEKS BUDAYA KARO YANG TIDAK TERPISAHKAN DARI AGAMA PEMENA

01082209, ENDHAMYA ASEMENINTHA (2014) HUBUNGAN DIALEKTIS SEBAGAI PRINSIP MISI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN (GBKP) BIRUBIRU DALAM KONTEKS BUDAYA KARO YANG TIDAK TERPISAHKAN DARI AGAMA PEMENA. Bachelor thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

	Text (Skripsi Teologi) 01082209_bab1_bab5_dafftarpustaka.pdf Download (803kB)
	Text (Skripsi Teologi) 01082209_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Gereja seharusnya menyadari keberadaannya yang tidak pernah terlepas dari budaya setempat. Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Birubiru berada dalam konteks agama pemena yang telah tertanam dalam Budaya Karo. Agama pemena sulit diterima oleh GBKP Birubiru karena dianggap sama dengan kepercayaan nenek moyang yang tidak dibenarkan di dalam Kekristenan. Sebelum Injil hadir bagi masyarakat Karo, Dukun Karo berperan penting dalam kegiatan-kegiatan agama pemena. Dampak dari peranan dukun tersebut adalah GBKP Birubiru tidak terbuka terhadap dukun Karo. Menjadi menarik untuk memperhatikan kembali konsep misi Sinode GBKP yang menjadi dasar GBKP Birubiru dalam menentukan sikap. Konsep misi tersebut banyak dipengaruhi oleh para zending yang diutus kepada masyarakat Karo. Para Zending datang dengan motif penginjilan yang berbeda-beda. Ada yang menerima kebudayaan dan ada juga yang menolak dengan tegas budaya setempat. Penolakan ini tidak ditanggapi secara kritis sehingga tetap dilanjutkan oleh GBKP Birubiru. Penolakan terhadap unsur agama pemena membuahkan iman yang ragu-ragu. Jemaat yang terlihat fanatik ke gereja masih sering juga mengandalkan peran dukun secara tersembunyi. Oleh karena itu pendekatan dialektis menjadi prinsip misi yang tepat untuk GBKP Birubiru dalam keberadaannya di tangah konteks agama pemena.

Actions (login required)

View Item