KEMERDEKAAN SANG PERAWAN SEBAGAI EBED YHWH : SEBUAH PENDEKATAN HERMENEUTIK SPIRITUAL-LIBERATIF TERHADAP EPISODE MARIA DALAM LUKAS 1:26-38

01072111, MICHAEL CHANDRA WIJAYA (2013) KEMERDEKAAN SANG PERAWAN SEBAGAI EBED YHWH : SEBUAH PENDEKATAN HERMENEUTIK SPIRITUAL-LIBERATIF TERHADAP EPISODE MARIA DALAM LUKAS 1:26-38. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

[img] Text (Skripsi teologi)
01072111_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf

Download (536kB)
[img] Text (Skripsi teologi)
01072111_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf
Restricted to Registered users only

Download (596kB) | Request a copy

Abstract

Maria adalah seorang hamba Tuhan sejati. Beranjak dari pengakuan Sang Perawan, aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku, Maria menyatakan dirinya sebagai hamba-Nya. Akan tetapi pengakuan kehambaan ini tidak lantas diartikan sebagai sebuah penggambaran bahwa Maria adalah perempuan lagi hamba yang lemah, ringkih, dan tak berdaya, melainkan ia adalah seorang hamba yang merdeka. Justru pengakuan Maria merupakan sebuah pengakuan yang berani dari seorang perempuan untuk menyatakan diri di hadapan Allah. Sebuah pengakuan bebas dari perempuan perawan yang seringkali tidak diperhitungkan dalam status sosial masyarakat. Di samping itu, pengakuan tersebut tidak lahir dengan mudah melainkan terjadi dalam situasi yang pelik dan penuh resiko serta melalui pergumulan dan pengolahan yang panjang, bahkan menyisakan misteri: mengenai kehamilan di dalam keperawanan Maria. Semua hal ini menjadi potret yang tersaji dalam episode Maria dalam Injil Lukas 1:26-38 yang dikenal dengan peristiwa “Anunsiasi”. Sebuah peristiwa yang menjadi sebuah pengalaman akan Allah: pengalaman spiritualitas. Panggilan, tawaran dan segala penghargaan berjalan berdampingan dengan segala kecemasan, ketakutan yang terbungkus dalam kediaman Maria. Namun pada akhirnya pengolahan tersebut berujung pada jawaban Maria untuk merespon Allah dengan bebas: merdeka sebagai manusia seutuhnya. Dengan demikian pengakuan sebagai hamba menjadi pilihan merdeka Sang Perawan Nazaret. Lebih lanjut pengakuan kehambaan tersebut dapat dikaitkan dengan terminologi ebed YHWH yang hidup dalam penghayatan spiritualitas dan religiusitas bangsa Yahudi. Artinya terdapat nilai-nilai yang dapat digali dalam interaksi gelar ebed YHWH dengan pengakuan Maria dalam Lukas 1:38 tersebut. Apakah pengakuan Maria seketika menempatkannya sebagai ebed YHWH? Atau setidaknya kehambaan tersebut menjadi sebuah referensi yang dapat dibaca dalam inter-relasi dengan gelar ebed YHWH. Pembacaan ini coba ditempuh dengan sebuah pendekatan hermeneutik bernama Spiritual-Liberatif, sebagaimana peristiwa Anunsiasi menjadi pengalaman spiritualitas yang terbebas dari seorang Maria.

Item Type: Student paper (Final Year Projects (S1))
Uncontrolled Keywords: Maria, hamba, perempuan, perawan, ebed YHWH, merdeka, Hermeneutika, Anunsiasi, spiritualitas, Spiritual-Liberatif
Subjects: B Filsafat. Psikologi. Agama > Kekristenan
B Filsafat. Psikologi. Agama > Alkitab
H Ilmu Sosial > Keluarga. Pernikahan. Perempuan
Divisions: Fakultas Teologi > Filsafat Keilahian
Depositing User: ms priska lim
Date Deposited: 23 Feb 2021 07:30
Last Modified: 23 Feb 2021 07:30
URI: http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/2841

Actions (login required)

View Item View Item