50130008, AGUSNINA LAHEBA (2015) KESADARAN DAN CINTA YESUS (MEMAHAMI YOHANES 7:53 - 8:11 DARI PERSPEKTIF ANTHONY DE MELLO). Thesis (S2) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.
Text (Tesis Ilmu Teologi)
50130008_bab1_bab4_daftarpustaka.pdf Download (3MB) |
|
Text (Tesis Ilmu Teologi)
50130008_bab2-sd-bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Tesis ini ditulis dalam rangka meneliti kesadaran dan cinta Yesus dalam Yohanes 7:53-8:11. Pemahaman Anthony de Mello tentang kesadaran dan cinta dipakai sebagai lensa untuk penelitian tersebut. Kesadaran atau spiritualitas “bangun”, merupakan suatu proses yang dimulai dari kejujuran mengakui adanya pengkondisian dan kelekatan serta sumber-sumber kelekatan itu, yakni: konsepkonsep, pola pikir, kebiasaan dan paradigma yang memenjarakan pikiran dan batin kita sehingga tidak bahagia. Melihat, mengamati dan peka terhadap realitas merupakan bagian dari proses untuk “bangun” atau sadar. Kesadaran dan cinta, dalam pemahaman de Mello merupakan dua hal yang saling berkaitan erat. Orang tidak dapat sampai pada cinta, apabila ia tidak memiliki kesadaran. Kesadaran itu sendiri membimbing dan mengarahkan orang untuk bertindak secara kongkret mewujudkan aspek kreasi dari cinta, dan menghantar orang pada aspek identifikasi dari cinta, sebagai muaranya (atau hasil jangka panjang). Hasil penelitian tesis ini didapati bahwa Yesus berperan seperti seorang Guru yang “membangunkan” kesadaran dan cinta, baik terhadap pemuka agama maupun perempuan berdosa. Pemuka agama sendiri merupakan gambaran yang merepresentasikan orang-orang yang dipenjara oleh kelekatan dan pengkondisian, dan membuat mereka sangat mudah menjadi hakim atas orang lain. Kesadaran untuk “bangun” dan pemeriksaan diri merupakan hal yang utama. Sementara itu, perempuan berzinah, adalah gambaran yang merepresentasikan orang-orang yang terpenjara dan terlekat pada gambar diri yang kelam dan selalu diabaikan, direndahkan bahkan disingkirkan orang. Ringkasnya, orang-orang yang selalu menjadi korban atau dikorbankan. Yesus mengangkat dan “membangunkan” rasa diterima dan dicintai, yang menjadi awal pembaruan dan pembebasan bagi sang perempuan. Di atas semua itu, baik pemuka agama maupun sang perempuan, menerima cinta Yesus yang tak bersyarat, yang memberi kebebasan sepenuh-penuhnya untuk memberi makna atas perjumpaan mereka dengan Yesus. Spiritualitas “bangun” de Mello dapat menjadi salah satu pilihan jalan spiritualitas di tengah kehidupan modern yang sangat kompetitif. Sebuah jalan spiritulitas yang dapat memberi keseimbangan dan keharmonisan batin, serta jalan pembebasan dari penjara kelekatan dan pengkondisian.
Item Type: | Student paper (Thesis (S2)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pengkondisian, Kelekatan, Kesadaran, Cinta, Melihat, Memahami, dan Keterbukaan. |
Subjects: | B Filsafat. Psikologi. Agama > Agama B Filsafat. Psikologi. Agama > Kekristenan B Filsafat. Psikologi. Agama > Alkitab |
Divisions: | Fakultas Teologi > Magister Filsafat Keilahian |
Depositing User: | Mr Brayen Samuel Paendong |
Date Deposited: | 11 Jun 2020 02:03 |
Last Modified: | 11 Jun 2020 02:03 |
URI: | http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/2757 |
Actions (login required)
View Item |