41110006, MARSELINO G S NERNERE (2015) GAMBARAN FAKTOR RISIKO INDIVIDUAL PADA KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI PUSKESMAS NANGGULAN DAN SENTOLO I KABUPATEN KULON PROGO. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.
Text (Skripsi Kedokteran)
41110006_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (3MB) |
|
Text (Skripsi Kedokteran)
41110006_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Pendahuluan : Leptospirosis merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah serius di Indonesia, khususnya di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Kasus Leptospirosis di Yogyakarta tahun 2011 terjadi peningkatan sebanyak 626 kasus dengan jumlah kematian sebesar 43 kasus. Beberapa faktor risiko yang terkait pada kejadian leptospirosis diantaranya seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan berisiko, riwayat luka, kontak dengan tikus atau ternak, serta sanitasi lingkungan. Tujuan : Mengetahui angka kejadian leptospirosis dan gambaran faktor risiko individual yang menjadi penyebab timbulnya kejadian leptospirosis di Kulon Progo. Metode : Penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian potong lintang, sampel adalah pasien leptospirosis di wilayah Puskesmas Nanggulan dan Sentolo I Kulon Progo, Yogyakarta tahun 2012 sampai 2014, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan metode time frame sampling. Variabel dianalisis dengan uji frekuensi dan deskripsi. Hasil : Angka kejadian leptospirosis sebanyak 27 kasus, dengan gambaran usia tertinggi 41-60 tahun (70,4%), berjenis kelamin laki-laki (70,4%), tingkat pendidikan terbanyak SMP (33,3%), pekerjaan berisiko (96,3%), riwayat luka baru (67,7%), kebiasaan cuci tangan (66,7%), berjalan tanpa alas kaki (66,7%), melakukan perawatan luka (59,2%), kegiatan berisiko (92,6%), kebiasaan menggunakan APD (7,4%), keberadaan tikus (70,4%), riwayat kontak dengan tikus (11,1%), kontak dengan hewan ternak (88,9%), kondisi rumah berupa dinding rumah bambu/kayu (14,8%), lantai rumah tanah (25,9%), keberadaan sungai dekat rumah (77,8%), genangan air dekat rumah (70,4%), sumber air berisiko (7,5%), dan pengelolaan sampah buruk (88,9%) Kesimpulan : Angka kejadian leptospirosis sebanyak 27 kasus, dengan gambaran usia tertinggi 41-60 tahun. Jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki, tingkat pendidikan paling banyak adalah SMP, memiliki riwayat luka baru, bekerja tanpa APD, memiliki pekerjaan berisiko sebagai petani, memiliki riwayat pajanan dengan hewan ternak, dan pada umumnya memiliki sanitasi lingkungan yang kurang baik.
Item Type: | Student paper (Final Year Projects (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Leptospirosis, faktor risiko individual, Kulon Progo |
Subjects: | R Kedokteran. Medis > Kedokteran (Umum) R Kedokteran. Medis > Aspek Umum Kedokteran > Kesehatan Publik. Kebersihan. Kedokteran Pencegahan |
Divisions: | Fakultas Kedokteran > Prodi Kedokteran |
Depositing User: | ms maria sema |
Date Deposited: | 14 Jul 2020 02:56 |
Last Modified: | 14 Jul 2020 02:56 |
URI: | http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/2733 |
Actions (login required)
View Item |