MEMPERJUANGKAN DAN MEMAKNAI KEADILAN: DIALOG TENTANG KEADILAN DALAM RATU ADIL MENURUT PEMIKIRAN SINDHUNATA DENGAN KEADILAN DALAM KEKRISTENAN MENURUT PEMIKIRAN KAREN LEBACQZ

01092258, PETRA AGUNG HARYONO (2015) MEMPERJUANGKAN DAN MEMAKNAI KEADILAN: DIALOG TENTANG KEADILAN DALAM RATU ADIL MENURUT PEMIKIRAN SINDHUNATA DENGAN KEADILAN DALAM KEKRISTENAN MENURUT PEMIKIRAN KAREN LEBACQZ. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

[img] Text (Skripsi Teologi)
01092258_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf

Download (2MB)
[img] Text (Skripsi Teologi)
01092258_bab2-sd-bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Keadilan dalam Ratu Adil merupakan keadilan yang partikular yang hanya dihayati di dalam Kebudayaan Jawa. Orang Jawa memahami bahwa hukum dunia ini adalah keadilan. Sedangkan, Kekristenan disinyalir dicurigai sebagai warisan Barat yang telah mealakukan berbagai macam penindasan. Orang Kristen Jawa terjebak antara budaya dan warisan teologi yang ia miliki. Di dalam Kekristenan, keadilan tidak dapat didefinisikan secara ketat. Prosedur ekstensional berupaya mendefinisikan keadilan dengan mengacu pada beberapa norma umum. Prosedur intensional cenderung bergantung pada beberapa kasus tertentu yang dengan leluasa menetapkan pemahaman kita tentang keadilan. Pemikiran Sindhunata mencerminkan sebuah pemikiran tentang keadilan yang berasal dari bawah, apabila dilihat dengan menggunakan pendekatan ekstensional. Pemikiran Karen Lebacqz juga mencerminkan pemikiran tentang keadilan yang berasal dari bawah, apabia dilihat dengan menggunakan pendekatan intensional. Titik temu pemikiran Sindhunata dan Karen Lebacqz ada pada keadaan penindasan yang dialami oleh seseorang dalam ruang dan waktu tertentu. Memperjuangkan keadilan dengan mengedepankan dialog bagi orang Kristen Jawa adalah upaya yang dilakukan untuk membebaskan dirinya dari ketertindasan, menyadari posisi dirinya sebagai penindas disertai dengan makna tentang penghargaan, pertanggungan jawab, penyadaran, pertobatan dan perbaikan. Gereja bukanlah suatu pengertian yang stabil, ia dinamis. Gereja harus memilih untuk berpihak terhadap ketertindasan dan memutuskan untuk berhenti memberi kontribusi terhadap penindasan.

Item Type: Student paper (Final Year Projects (S1))
Uncontrolled Keywords: Keadilan, Ketidakadilan, Ratu Adil, Budaya, Kebudayaan, Budaya Jawa, Kebudayaan Jawa, Kristen, Kekristenan, Gereja, Penindas, Penindasan, Tertindas, Ketertindasan, Dialog, Sartono Kartodirdjo, Sindhunata, Karen Lebacqz.
Subjects: B Filsafat. Psikologi. Agama > Logika
B Filsafat. Psikologi. Agama > Agama
B Filsafat. Psikologi. Agama > Kekristenan
Divisions: Fakultas Teologi > Filsafat Keilahian
Depositing User: Mr Brayen Samuel Paendong
Date Deposited: 04 Jun 2020 06:30
Last Modified: 04 Jun 2020 06:30
URI: http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/2676

Actions (login required)

View Item View Item