PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK METANOL ULAT SAGU TERHADAP KADAR SGPT DAN SGOT TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI PARASETAMOL

41090030, EIRENE S.M. WUTOY HALLATU (2016) PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK METANOL ULAT SAGU TERHADAP KADAR SGPT DAN SGOT TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI PARASETAMOL. Bachelor thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

	Text (Skripsi Kedokteran) 41090030_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (681kB)
	Text (Skripsi Kedokteran) 41090030_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Ulat sagu merupakan salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Papua. Menurut masyarakat Kamoro, ulat sagu memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan bila dikonsumsi akan meningkatkan stamina tubuh. Berdasarkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan, dibuktikan bahwa ulat sagu memiliki kandungan protein sebesar 17% serta mengandung asam amino yang lengkap. protein yang terkandung dalam ulat sagu dikatakan bermutu tinggi karena memiliki kandungan asam amino yang lengkap yang dapat digunakan untuk membangun jaringan – jaringan sel tubuh manusia. (Mandowen,2010) Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan menggunakan sampel tikus putih berusia 2,5 – 3 bulan dengan berat badan berkisar antara 180 – 250 kg. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak metanol ulat sagu dengan cara memberikan parasetamol dosis toksik untuk merusak hati tikus yang kemudian akan diberikan ekstrak metanol ulat sagu. Pengaruh pemberian dinilai dengan mengukur kadar SGOT dan SGPT tikus pada hari pertama, hari ke tiga pasca induksi parasetamol, hari ke 7 dan ke 14 setelah pemberian ekstrak metanol ulat sagu yang dianalisis menggunakan uji statistik ANOVA. Dari hasil penelitian, dan setelah dianalisis menggunakan uji statistik ANOVA menunjukkan kadar SGOT (p:0,556) dan kadar SGPT (p:0,713) yang berarti tidak terdapat pengaruh perlakuan terhadap kadar SGOT dan SGPT secara bermakna

Actions (login required)

View Item