51120008, PETRONELA LOY BHOGA (2015) KATEKISASI SIDI KONTEKSTUAL DALAM REALITAS KEMAJEMUKAN AGAMA DI GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR - JEMAAT KOTA KUPANG. Thesis (S2) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.
Text (Tesis Kajian Konflik dan Perdamaian)
51120008_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (1MB) |
|
Text (Tesis Kajian Konflik dan Perdamaian)
51120008_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Kemajemukan agama di Kupang merupakan realitas empirik yang tidak dapat dipungkiri. Fakta ini seharusnya menggembirakan karena di satu sisi, agama mestilah yang memberikan landasan moral, etis, bagi penganutnya yang dengannya mereka dapat menemukan nilai-nilai kemanusiaannya. Hal ini yang mendorong setiap orang untuk dapat menerima sesamanya; meskipun mereka memiliki perbedaan dan keunikan tersendiri dan mungkin tidak kita pahami sekalipun. Di sisi lain faktanya, kemajemukan agama bisa menyebabkan gesekan dan konflik jika tidak dikelolah secara baik. Sebagaimana yang melatarbelakangi pemikiran penulis untuk menggarap tesis ini adalah, karena pernah terjadi permasalahan yang melibatkan dua pihak dari komunitas Kristen dan Islam di Kupang pada penghujung tahun 1998. Dengan situasi seperti ini, Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) hendaknya mengambil peran strategis dalam merespons konteks kemajemukan agama di Kupang dengan membangun kesadaran pluralisme agama bagi generasi mudanya. Kesadaran pluralisme agama bukan sekedar agar kita mengakui keadaan atau fakta bahwa saat ini Kupang adalah kota yang majemuk, tetapi kesadaran pluralisme agama adalah suatu kesadaran yang mendorong sikap menghargai, mengakui, menghormati, memelihara dan bahkan mengembangkan kehidupan dalam kemajemukan agama dengan belajar dari nilai-nilai agama yang lain tanpa kehilangan integritas imana sendiri. Caranya dengan membangun eklesiologi kontekstual GMIT yang menghargai kemajemukan agama dan menempatkan katekisasi sidi menjadi media utama untuk mengembangkan eklesiologi dimaksud. Membangun Eklesiologi kontekstual GMIT yang menghargai kemajemukan agama ini dimulai dengan metafora “keluarga Allah” yang ada dalam Pokok-Pokok Eklesiologi GMIT, dengan konsep “katong samua basodara” yang lahir dari kazanah budaya masyarakat Kupang tanpa membedakan suku dan agama. Sehingga benarlah kalau orang Kupang mengatakan bahwa “katong samua basodara” itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan keluarga, agama dan masyarakat.
Item Type: | Student paper (Thesis (S2)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | KATEKISASI SIDI, KONTEKSTUAL, KEMAJEMUKAN AGAMA, GMIT, JEMAAT KUPANG. |
Subjects: | B Filsafat. Psikologi. Agama > Kekristenan B Filsafat. Psikologi. Agama > Teologi Praktis H Ilmu Sosial > Ilmu-ilmu Sosial (Umum) |
Divisions: | Fakultas Teologi > Magister Kajian Konflik dan Perdamaian |
Depositing User: | Mr Brayen Samuel Paendong |
Date Deposited: | 12 Jun 2020 03:44 |
Last Modified: | 12 Jun 2020 03:44 |
URI: | http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/2048 |
Actions (login required)
View Item |