GEREJA DAN SEJARAH PERBUDAKAN DI TORAJA

50130013, MARLIN JUNITA PARANGGAI (2015) GEREJA DAN SEJARAH PERBUDAKAN DI TORAJA. Thesis (S2) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

[img] Text (Tesis Ilmu Teologi)
50130013_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf

Download (611kB)
[img] Text (Tesis Ilmu Teologi)
50130013_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf
Restricted to Registered users only

Download (986kB) | Request a copy

Abstract

Masyarakat Toraja dalam sejarahnya pernah mengalami perbudakan. Perbudakan itu dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis dengan mengikuti teori Watson, yakni perbudakan tertutup dan perbudakan terbuka. Perbudakan tertutup sejarah masyarakat Toraja berkaitan dengan adanya pengelompokan melalui sistem kasta dalam masyarakat tradisional Toraja. Sedangkan perbudakan terbuka terhadap orang Toraja berkaitan dengan adanya penjualan orang-orang Toraja jauh dari daerah mereka. Sistem kasta atau tana’ dalam masyarakat Toraja tersebut terdiri dari empat golongan yakni tana’ bulaan atau bangsawan tinggi, tana’ bassi atau bangsawan menengah, tana’ karurung atau rakyat kebanyakan, dan tana’ kua-kua atau lapisan hamba/ budak. Dari keempat golongan tersebut, golongan yang paling rentan mengalami perbudakan baik perbudakan tertutup maupun perbudakan terbuka adalah golongan tana’ kua-kua atau golongan hamba/budak. Kata yang digunakan dalam Bahasa Toraja untuk menyebut golongan keempat tersebut adalah kaunan. Meskipun perbudakan tersebut telah terjadi dalam sejarah masyarakat Toraja tetapi dampaknya tetap ada sampai sekarang ini. Dilema pengejaran status sosial yang marak kembali di Toraja merupakan salah satu indikasi hal tersebut. Persainganpersaingan melalui pelaksanaan upacara kematian semakin tidak terkendali. Masyarakat berlomba untuk menegaskan ulang status sosial mereka sekaligus munculnya penggolongan status sosial baru melalui kemampuan dalam menyelenggarakan upacara kematian. Di sini gereja diperhadapkan pada tantangan untuk meninjau kembali proklamasi kesederajatan yang gereja telah lakukan sejak kehadirannya di Toraja. Gereja Toraja telah memproklamasikan kesederajatan setiap orang tetapi proklamasi itu belum membawa pembebasan secara komunal karena terkesan hanya ditujukan kepada golongan hamba saja dan proklamasi itu belum ditindaklanjuti sehingga menghasilkan kebebasan yang tidak terkendali dan memunculkan persaingan baru. Oleh karena itu, gereja bersama dengan masyarakat adat Toraja harus kembali melihat akar budaya mereka yang pada intinya tidak menekankan sikap dominasi atas sesama manusia termasuk dominasi atas alam.

Item Type: Student paper (Thesis (S2))
Uncontrolled Keywords: Perbudakan, Kaunan, Masyarakat Toraja, Gereja Toraja, Kesederajatan.
Subjects: B Filsafat. Psikologi. Agama > Agama
H Ilmu Sosial > Ilmu-ilmu Sosial (Umum)
H Ilmu Sosial > Sejarah dan Kondisi Sosial. Permasalahan Sosial. Reformasi Sosial
Divisions: Fakultas Teologi > Magister Filsafat Keilahian
Depositing User: Mr Brayen Samuel Paendong
Date Deposited: 30 May 2020 10:54
Last Modified: 30 May 2020 10:54
URI: http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/2011

Actions (login required)

View Item View Item