GEREJA SEBAGAI TUBUH KRISTUS (SUATU REKONSTRUKSI TEOLOGI ATAS EKLESIOLOGI TUBUH KRISTUS BERDASARKAN PRAKTIK BERGEREJA DI GKS JEMAAT WAINGAPU)

51140014, HERLINA RATU KENYA (2017) GEREJA SEBAGAI TUBUH KRISTUS (SUATU REKONSTRUKSI TEOLOGI ATAS EKLESIOLOGI TUBUH KRISTUS BERDASARKAN PRAKTIK BERGEREJA DI GKS JEMAAT WAINGAPU). Thesis (S2) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

[img] Text (Tesis Kajian Konflik dan Perdamaian)
51140014_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf

Download (877kB)
[img] Text (Tesis Kajian Konflik dan Perdamaian)
51140014_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Gereja lahir sebagai tanggapan iman akan Yesus Kristus. Hal ini kemudian dirumuskan menjadi teologi mengenai gereja atau dikenal dengan teologi eklesiologi. Titik berangkat dalam memahami Siapa Yesus memberi ciri khas tertentu bagi teologi gereja yang membawa konsekuensi tertentu pula bagi praktik pelayanan gereja dalam kesehariannya. Sebagai dasar bagi gereja maka rumusan iman ini merupakan blue print bagi karya keseharian gereja. Metafora Tubuh Kristus digunakan secara umum oleh gereja-gereja untuk menggambarkan mengenai dirinya, memiliki titik berangkat dalam memahami siapa Yesus. Yesus adalah kepala dan gereja adalah tubuh. Metafora ini melukiskan adanya persekutuan yang bersifat mutlak antara Yesus Kristus dan umat. Seperti tubuh tidak dapat hidup tanpa kepala demikianlah gereja tidak dapat hidup tanpa Yesus. Namun bila ditanya Yesus yang mana? Maka di sini gereja berhadapan dengan titik berangkat pemaknaan mengenai siapa Yesus. Titik berangkat metafora ini adalah kematian Yesus di salib dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati sebagai rencana Allah dalam menyelamatkan manusia dari dosa. Hal yang menjadi penekanan adalah keilahian Yesus. Karya dan ajaran Yesus sebagai manusia tidak mendapat tempat yang menentukan dalam keselamatan manusia. Hal ini melahirkan pemahaman mengenai keselamatan sebagai karya Allah yang bersifat final dan sangat menentukan. Akibatnya usaha manusia dalam mengerjakan hal-hal baik yang merupakan bentuk konkrit dari keselamatan diabaikan. Urusan keselamatan telah diselesaikan oleh Yesus dengan mati di salib dan kebangkitan-Nya. Dampak lain dari pemaknaan yang demikian gereja menjadi lembaga ilahi yang mengantar keselamatan bagi manusia sehingga misi gereja adalah memberitakan Injil kepada orang yang beragama lain kepada Yesus yang disalibkan dan yang bangkit dengan menjadikan mereka warga gereja. Gereja menjadi eksklusif dan ekspansif. Dengan melihat akibat dari titik berangkat pemaknaan yang demikian terhadap Yesus Kristus bagi praktik bergereja maka gereja perlu melakukan rekonstruksi teologi atas eklesiologi Tubuh Kristus. Konteks bergereja merangsang lahirnya pengembangan teologi sehingga peran gereja dalam mewujudkan kebaikan Allah berupa pembebasan dan transformasi dapat menyentuh kehidupan seluruh umat manusia. Rekonstruksi teologi ini berdampak kepada pemaknaan mengenai siapa gereja dan apa misinya. Dengan demikian teologi dan praktik bergereja saling menyumbang bagi relevansi makna keberadaan gereja di tengah dunia milik Allah.

Item Type: Student paper (Thesis (S2))
Uncontrolled Keywords: Teologi, Eklesiologi, Tubuh Kristus, Avery Dulles, Rasul Paulus, Kristologi, Karl Barth, Paul Tillich, Salib, Kebangkitan, Keselamatan, Dosa, Persekutuan, Praktik Bergereja, Rekonstruksi, Karya Sosial, Perjumpaan Agama, GKS, GKS Jemaat Waingapu.
Subjects: B Filsafat. Psikologi. Agama > Agama
B Filsafat. Psikologi. Agama > Kekristenan
B Filsafat. Psikologi. Agama > Teologi Praktis
Divisions: Fakultas Teologi > Magister Kajian Konflik dan Perdamaian
Depositing User: Mr Brayen Samuel Paendong
Date Deposited: 23 Jun 2020 05:01
Last Modified: 23 Jun 2020 05:01
URI: http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/1939

Actions (login required)

View Item View Item