61130005, ARBITER ADI WICAKSONO (2018) JOGJA COMMUNITY CREATIVE HUB DENGAN PENDEKATAN DESAIN BIOPHILIC. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.
Text (Skripsi Arsitektur)
61130005_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (38MB) |
|
Text (Skripsi Arsitektur)
61130005_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (55MB) | Request a copy |
Abstract
Yogyakarta secara administratif merupakan daerah kotamadya di provinsi D.I. Yogyakarta, namun secara awam kata “Jogja” sendiri dianggap dapat merepresentasikan karakter wilayah D.I.Y. terutama secara sosial dan budaya. Selain sebagai kota pendidikan, Jogja juga terkenal se-Indonesia bahkan hingga internasional karena memiliki banyak potensi dan peluang di sektor budaya, kerajinan, kesenian, dan industri kreatif lainnya. Hal tersebut terbukti dengan pernahnya Yogyakarta dicalonkan sebagai anggota UCCN (UNESCO Creative Cities Network) dalam bidang Kerajinan dan Kesenian Rakyat pada 2014 silam. Selain itu, Yogyakarta juga termasuk sebagai salah satu dari 10 kota kreatif versi Indonesia Kreatif oleh BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif). Pencapaian tersebut tidak terlepas dari peran komunitas yang bergerak pada banyak bidang kreatif. Seiring berkembangnya jaman, komunitas tersebut perlu diwadahi semakin intensif agar tidak kehilangan kreativitasnya dan dapat mempertahankan ide-ide inovatifnya. D.I.Y belum memiliki sarana pusat kreativitas komunitas yang mampu mengakomodasi banyak bidang kreatif dalam satu tempat. Oleh karena itu diputuskan perlu dibuatnya Jogja Community Creative Hub di D.I. Yogyakarta. Jogja Community Creative Hub direncanakan akan menunjang tujuh jenis bidang yaitu kerajinan & produk, tari & teater, musik, fotografi & sinematografi, seni, seni digital, dan penyiaran, serta terbuka untuk kolaborasi antar bidang. Di saat yang bersamaan, secara global penduduk yang tinggal di perkotaan lebih banyak dibandingkan di pedesaan. Demikian juga dengan Provinsi D.I. Yogyakarta yang 66,4% penduduknya tinggal di daerah perkotaan (Sumber: DIY dalam Angka 2016). Masyarakat perkotaan sendiri menghabiskan sekitar 90% waktunya dalam ruangan, hal ini termasuk mereka yang berada di lingkungan kerja. Fenomena tersebut menyebabkan terjadinya natural deficit disorder yaitu menurunnya interaksi/ hubungan antara manusia dengan lingkungan alami (Miriel Ko, 2015). Hal tersebut berdampak pada menurunnya produktivitas, menyebabkan depresi,dan memicu penyakit jangka panjang. Oleh karena itu dipilihlah pendekatan desain biophilic dalam merancang lingkungan kerja, dalam hal ini diterapkan dalam mendesain Jogja Community Creative Hub. Perancangan yang berfokus untuk mengembalikan/ menciptakan hubungan baik antara manusia dengan lingkungan alami disebut dengan Biophilic Design (Kellert R., 2015).
Item Type: | Student paper (Final Year Projects (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Sosial dan Budaya di Jogja, Pusat Kreatif, Pusat Kreativitas, Pusat Komunitas, Industri Kreatif, Desain Biophilic |
Subjects: | N Seni Rupa > Arsitektur A Karya Umum |
Divisions: | Fakultas Arsitektur dan Desain > Prodi Arsitektur |
Depositing User: | ms priska lim |
Date Deposited: | 12 Nov 2020 02:08 |
Last Modified: | 28 Oct 2024 06:00 |
URI: | http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/1792 |
Actions (login required)
View Item |