41140054, EGIE KURNIAWAN PUTRA (2018) FREKUENSI DAN FAKTOR RISIKO DERMATITIS KONTAK AKIBAT KERJA PADA PEKERJA BATIK DI KAMPUNG BATIK GIRILOYO, BANTUL. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.
Text (Skripsi Kedokteran)
41140054_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf Download (786kB) |
|
Text (Skripsi Kedokteran)
41140054_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (882kB) | Request a copy |
Abstract
Pendahuluan: Dermatitis kontak akibat kerja (DKAK) adalah suatu peradangan kulit yang timbul karena pekerjaan seseorang, terutama sering terjadi di bidang industri. Dermatitis kontak yang umum terjadi pada pekerja adalah dermatitis kontak iritan (DKI) dan dermatitis kontak alergi (DKA). Tahap pewarnaan pada proses pembuatan batik dapat memungkinkan munculnya DKAK. Terdapat pula beberapa faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian DKAK pada pekerja batik. Tujuan: Mengetahui frekuensi dan faktor risiko dermatitis kontak akibat kerja pada pekerja batik di Kampung Batik Giriloyo, Bantul. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional, pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling yang dilanjutkan dengan Total Population Sampling, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan Nordic Occupational Skin Questionnaire 2002 (NOSQ-2002). Hasil: Dari 35 responden yang merupakan pekerja batik bidang pewarnaan di Kampung Batik Giriloyo Bantul, didapatkan frekuensi pekerja batik yang kemungkinan kuat mengalami dermatitis kontak akibat kerja sebanyak 65,7%. Faktor-faktor yang memiliki kemungkinan kuat menjadi faktor risiko dermatitis kontak akibat kerja pada pekerja batik di Kampung Batik Giriloyo yaitu usia lebih dari 50 tahun (54,5%), jenis kelamin perempuan (69,6%), jenis pekerjaan pada bidang pewarnaan dan pembatik (56,5%), masa kerja kurang dari 10 tahun (43,5%), durasi kerja lebih dari 7 jam per hari (47,8%), lokasi terpapar pada bagian tangan (54,5%), riwayat atopik gejala alergi pada hidung (8,7%), dan riwayat atopik asma (4,3%). Kesimpulan: Frekuensi pekerja batik yang kemungkinan kuat alami dermatitis kontak akibat kerja sebanyak 65,7%. Kemungkinan kuat menjadi faktor risiko dermatitis kontak pekerja batik adalah usia lebih dari 50 tahun, jenis kelamin perempuan, jenis pekerjaan bidang pewarnaan dan pembatikan, masa kerja kurang dari 10 tahun, durasi kerja lebih dari 7 jam, lokasi terpapar pada bagian tangan, dan adanya riwayat atopik.
Item Type: | Student paper (Final Year Projects (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Dermatitis Kontak Akibat Kerja, Pekerja Batik, NOSQ-2002 |
Subjects: | R Kedokteran. Medis > RL Dermatologi |
Divisions: | Fakultas Kedokteran > Prodi Kedokteran |
Depositing User: | ms Melania Putri |
Date Deposited: | 20 Jul 2020 03:37 |
Last Modified: | 20 Jul 2020 03:37 |
URI: | http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/1485 |
Actions (login required)
View Item |