PEMANFAATAN SERAT ABACA PADA DESAIN PRODUK (FURNITUR) DENGAN TEKNIK MAKRAME

62120027, WIDI VICTORIA (2016) PEMANFAATAN SERAT ABACA PADA DESAIN PRODUK (FURNITUR) DENGAN TEKNIK MAKRAME. Bachelor thesis, Universitas Kristen Duta Wacana.

[img] Text (Skripsi Desain Produk)
62120027_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf

Download (4MB)
[img] Text (Skripsi Desain Produk)
62120027_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Indonesia adalah negara yang subur dan menghasilkan bahan yang berlimpah. Hasil tersebut tidak membuat masyarakat dapat mengolah dan mengembangkan itu menjadi sebuah produk jadi. Terkenal akan bahan alam yang banyak menjadi sebuah potensi besar untuk pasar (market) dan para desainer mengeksplorasi lebih lanjut menjadi sebuah produk. Abaca merupakan salah satu tanaman yang dapat menghasilkan serat yang kuat, tahan terhadap air asin, ringan dan tahan terhadap panas. Saat ini, serat abaca merupakan serat yang masih tergolong minim pengolahannya untuk menjadi produk dikarenakan popularitas serat abaca masih jauh dari rotan dan bambu. Walau demikian serat abaca memiliki nilai dekoratif yang tinggi dimana dapat diaplikasikan menjadi elemen interior, salah satunya menjadi elemen dekoratif furnitur . Furnitur merupakan salah satu produk yang tidak pernah habis minat pasarnya. Setiap tahun pemintaan furniture semakin banyak. Melihat perkembangan dan minat pasar yang tak pernah surut dapat menjadi peluang dalam mengenalkan abaca sebagai material dasar furnitur berbahan serat alami. Salah satu cara untuk menonjolkan keindahan abaca sebagai bahan pilihan adalah dengan menggunakan teknik ikatan anyam makrame. Teknik ikatan makrame dapat menonjolkan karakteristik bahan serat alami abaca yang kuat namun tetap memberikan sentuhan dekoratif sehingga dapat meningkatkan minat masyarakat untuk memilih abaca. Untuk mendapat hasil yang sempurna, serat alami abaca perlu diolah melalui eksplorasi bahan sebelum diaplikasikan menjadi furnitur dengan melewati tiga tahapan, yaitu tahap penghalusan, tahap teknik ikatan, dan tahap pengawetan. Proses penghalusan dilakukan untuk mengatasi serat mentah yang mudah kusut sehingga lebih mudah untuk dibentuk pada tahap teknik ikatan dimana teknik ikatan ini bertujuan untuk memberi nilai dekoratif dari bahan tersebut. Setelah selesai pada tahap ikatan serat alam perlu dilakukan pengawetan sebagai tahap finishing agar tidak mudah terserang jamur dan tahan terhadap cuaca yang berubah-ubah sehingga kualitas bahan tetap terjaga.

Item Type: Thesis (Bachelor)
Uncontrolled Keywords: Serat alam, eksplorasi bahan, elemen dekoratif, furnitur, teknik makrame.
Subjects: N Seni Rupa > NK Seni Dekoratif. Seni Terapan. Dekorasi dan Ornamen
N Seni Rupa > NX Seni Umum
T Teknologi > TT Kerajinan Tangan. Seni dan Kerajinan
Divisions: Fakultas Arsitektur dan Desain > Prodi Desain Produk
Depositing User: ms priska lim
Date Deposited: 24 Jun 2020 03:01
Last Modified: 24 Jun 2020 03:01
URI: http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/1413

Actions (login required)

View Item View Item