%P 1-18 %A Robert Setio %A Martha Ari Molla %X Kasus-kasus kesurupan cukup sering menimbulkan kontroversi. Salah satu kontroversinya adalah tentang apa atau siapa yang merasuki orang yang kesurupan. Dalam konteks Sumba, terjadi perbedaan pandangan antara gereja dan agama Marapu. Gereja memandang yang merasuki adalah roh jahat atau setan, sedangkan agama Marapu memandang hal tersebut adalah roh nenek moyang. Tulisan ini mengangkat masalah itu dari hasil sebuah penelitian lapangan. Penelitian tersebut dilakukan di Gereja Kristen Sumba (GKS) Jemaat Wee Rame yang berada di tengah-tengah suku Wewewa. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik penyebaran angket kepada 45 responden. Berhadapan dengan perbedaan pandangan tersebut, tulisan ini akan menelusuri bagaimana Alkitab menggambarkan setan dan nenek moyang. Tujuan penelusuran tersebut adalah untuk membuka pintu dialog antara gereja dengan agama pribumi. Dialog itu sendiri diharapkan akan memperbaiki penanganan kasus-kasus kesurupan di kemudian hari. %T ROH NENEK MOYANG ATAU SETAN? KESURUPAN SEBAGAI PINTU MASUK BAGI DIALOG ANTARA KEKRISTENAN DAN AGAMA MARAPU DI SUMBA %J Kenosis: Jurnal Kajian Teologi %V 8 %K kesurupan, agama Marapu, Wewewa, setan, roh nenek moyang, eksorsisme %D 2022 %N 1 %L katalog9365 %I IAKN Ambon %R doi:10.37196/kenosis.v8i1.464