TY - JOUR A1 - Winarna A1 - Puspita Dewi PB - ATRIUM: JURNAL ARSITEKTUR EP - 118 N2 - Merapi sebagai salah satu gunung api aktif di Indonesia, menjadi ancaman bagi permukiman di sekitarnya. Terlebih pada erupsi besar 2010 yang menciptakan bukaan kawah yang meningkatkan potensi erupsi mengarah pada salah satunya Padukuhan Pangukrejo. Di satu sisi, Padukuhan Pangukrejo masuk dalam Kawasan Rawan Bencana III (KRB III)namun enggan direlokasi. Pasca erupsi 2010, penduduk menyadari bahwa mereka tidak hanya membutuhkan kearifan lokal namun juga upaya mitigasi yang digalakkan pemerintah. Hingga sekarang keduanya, baik kearifan lokal dan mitigasi bencana, berjalan bersama dalam meningkatkan kesiapan penduduk dalam menghadapi erupsi Merapi kedepannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kearifan lokal yang masih dilakukan dan berjalan bersama mitigasi bencana di Padukuhan Pangukrejo, yang ditinjau pada aspek fisik yaitu penataan kawasan, sistem peringatan dini, dan desain bangunan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan analisis data menggunakan teknik content analysis dan penentuan responden menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian pada akhirnya didapatkan bahwa terdapat pemaknaan sama dan pola kunci yang saling terkait yang membuat kearifan lokal masih dijalankan hingga saat ini dan berjalan beriringan dengan mitigasi bencana KW - kearifan lokal; mitigasi bencana gunung api; Gunung Merapi; Padukuhan Pangukrejo VL - 8 SP - 99 AV - public JF - ATRIUM: JURNAL ARSITEKTUR UR - https://doi.org/10.21460/atrium.v8i2.180 TI - KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GUNUNG API DI PADUKUHAN PANGUKREJO PASCA ERUPSI 2010 IS - 2 ID - katalog9318 SN - 2442-7756 Y1 - 2022/09/21/ ER -