eprintid: 8798 rev_number: 9 eprint_status: archive userid: 2098 dir: disk0/00/00/87/98 datestamp: 2024-09-11 03:18:42 lastmod: 2024-09-11 03:18:42 status_changed: 2024-09-11 03:18:42 type: thesis metadata_visibility: show contact_email: repository@staff.ukdw.ac.id creators_name: , Micheline Isa Banna creators_id: 01200243 contributors_type: http://www.loc.gov/loc.terms/relators/THS contributors_name: Setio, Robert contributors_id: 0502026402 title: MEMAHAMI EKSORSISME DALAM TRADISI ROMA KATOLIK DALAM RANGKA MEMBANGUN DISKURSUS TEOLOGI PROTESTAN TENTANG EKSORSISME ispublished: pub subjects: B1 subjects: GT divisions: pend_teologi full_text_status: restricted keywords: Setan, Eksorsisme, Gereja Katolik, Gereja Protestan, Sosiologi. abstract: Eksorsisme merupakan suatu ritual atau praktik yang dilakukan dalam upaya mengusir roh jahat atau setan dari seseorang, tempat, atau benda. Praktik ini umumnya terkait dengan keyakinan agama atau spiritual tertentu yang percaya akan adanya pengaruh atau gangguan dari entitas jahat terhadap manusia atau lingkungan sekitarnya. Di Indonesia sendiri, masyarakat sering berjumpa dengan fenomena-fenomena eksorsisme. Hal ini dikarenakan warisan budaya dari nenek moyang bangsa Indonesia masih sangat dipelihara, salah satunya terkait dengan kepercayaan terhadap roh. Eksorsisme sering dilakukan oleh seorang pendeta, imam, atau orang yang memiliki otoritas keagamaan dalam upaya membersihkan atau menyelamatkan individu atau tempat dari pengaruh negatif tersebut. Salah satu gereja yang masih aktif melakukan eksorsisme adalah Gereja Katolik. Gereja Katolik secara khusus menempatkan eksorsisme dalam doktrin gereja mereka. Kendati demikian, Giusepp Giordan dan Adam Possamai mencoba untuk membuktikan dalam tulisan mereka, bahwa eksorsisme itu tidak lepas dari aspek sosiologis yang berkembang dalam masyarakat itu sendiri dan Gereja Katolik, dalam hal ini juga dipengaruhi oleh aspek sosiologis. Tidak hanya Gereja Katolik, Gereja Protestan dengan segala dinamikanya tentu juga diperhadapkan dengan fenomena-fenomena kerasukan setan. Hal ini dikarenakan, setiap gereja pasti diperjumpakan dengan tradisi budaya yang masih memiliki kepercayaan terhadap roh. Sebagai seorang Protestan, Penulis melihat masih terdapat kekurangan dalam bentuk literatur maupun praktik dilapangan terkait eksorsisme yang dilakukan oleh Gereja Protestan. Oleh karena itu, dalam diskursus ini Penulis memilih Gereja Katolik sebagai acuan untuk membangun diskursus teologi Protestan tentang eksorsisme, tentu dengan melihat berbagai aspek yang bisa dicontoh atau dipelajari dari Gereja Katolik. Sebagai capaian reflektif, Penulis menyarakan pelayanan pastoral yang holistik untuk Gereja Protestan dalam rangka merespon fenomena-fenomena kerasukan setan yang terjadi. Kata Kunci : Eksorsisme merupakan suatu ritual atau praktik yang dilakukan dalam upaya mengusir roh jahat atau setan dari seseorang, tempat, atau benda. Praktik ini umumnya terkait dengan keyakinan agama atau spiritual tertentu yang percaya akan adanya pengaruh atau gangguan dari entitas jahat terhadap manusia atau lingkungan sekitarnya. Di Indonesia sendiri, masyarakat sering berjumpa dengan fenomena-fenomena eksorsisme. Hal ini dikarenakan warisan budaya dari nenek moyang bangsa Indonesia masih sangat dipelihara, salah satunya terkait dengan kepercayaan terhadap roh. Eksorsisme sering dilakukan oleh seorang pendeta, imam, atau orang yang memiliki otoritas keagamaan dalam upaya membersihkan atau menyelamatkan individu atau tempat dari pengaruh negatif tersebut. Salah satu gereja yang masih aktif melakukan eksorsisme adalah Gereja Katolik. Gereja Katolik secara khusus menempatkan eksorsisme dalam doktrin gereja mereka. Kendati demikian, Giusepp Giordan dan Adam Possamai mencoba untuk membuktikan dalam tulisan mereka, bahwa eksorsisme itu tidak lepas dari aspek sosiologis yang berkembang dalam masyarakat itu sendiri dan Gereja Katolik, dalam hal ini juga dipengaruhi oleh aspek sosiologis. Tidak hanya Gereja Katolik, Gereja Protestan dengan segala dinamikanya tentu juga diperhadapkan dengan fenomena-fenomena kerasukan setan. Hal ini dikarenakan, setiap gereja pasti diperjumpakan dengan tradisi budaya yang masih memiliki kepercayaan terhadap roh. Sebagai seorang Protestan, Penulis melihat masih terdapat kekurangan dalam bentuk literatur maupun praktik dilapangan terkait eksorsisme yang dilakukan oleh Gereja Protestan. Oleh karena itu, dalam diskursus ini Penulis memilih Gereja Katolik sebagai acuan untuk membangun diskursus teologi Protestan tentang eksorsisme, tentu dengan melihat berbagai aspek yang bisa dicontoh atau dipelajari dari Gereja Katolik. Sebagai capaian reflektif, Penulis menyarakan pelayanan pastoral yang holistik untuk Gereja Protestan dalam rangka merespon fenomena-fenomena kerasukan setan yang terjadi. date: 2024-07-27 date_type: published institution: Universitas Kristen Duta Wacana department: Filsafat Keilahian thesis_type: skripsi thesis_name: other funders: michelineisabanna@gmail.com citation: Micheline Isa Banna (2024) MEMAHAMI EKSORSISME DALAM TRADISI ROMA KATOLIK DALAM RANGKA MEMBANGUN DISKURSUS TEOLOGI PROTESTAN TENTANG EKSORSISME. Final Year Projects (S1) thesis, Universitas Kristen Duta Wacana. document_url: https://katalog.ukdw.ac.id/8798/1/01200243_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf document_url: https://katalog.ukdw.ac.id/8798/2/01200243_bab2-sd-bab4_lampiran.pdf