@mastersthesis{katalog8309, month = {March}, author = {Thabita Valenchia}, title = {BUMI YANG MERANA SEBUAH PEMBACAAN EKOHERMENEUTIK TERHADAP YESAYA 24:1-23 DAN ANALISIS TEORI BIOREGIONALISME DAN TRANSAKSIONALISME DALAM UPAYA MENGHADAPI KERUSAKAN EKOLOGI DI JAMBI}, year = {2024}, school = {Universitas Kristen Duta Wacana}, keywords = {bioregionalisme dan transaksionalisme Richard Evanoff, ekohermeneutik Norman C. Habel, kerusakan ekologi Jambi, Yesaya 24:1-23.}, abstract = {Latar belakang dari penelitian tesis ini adalah fenomena kerusakan ekologi yang terjadi di Jambi yang akan dibandingkan dengan teks Yesaya 24:1-23. Fokus analisis dalam permasalahan kerusakan ekologi di Jambi adalah banjir dan kebakaran hutan dan lahan. Permasalahan kerusakan ekologi di Jambi akan dianalisis menggunakan teori bioregionalisme dan transaksionalisme Richard Evanoff. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan metode penafsiran historis kritis dan pendekatan ekohermeneutik Norman C. Habel. Teks Yesaya 24:1-23 akan dianalisis menggunakan metode penafsiran historis kritis dan pendekatan ekohermeneutik Norman C. Habel. Hasil dari penafsiran teks Yesaya 24:1-23 dengan pendekatan ekohermeneutik memperlihatkan adanya pandangan antroposentris dalam pembacaan teks. Bumi seharusnya dilihat sebagai subjek yang dapat bersuara atau memberi respons atas ketidakadilan yang diterima bumi melalui bahasa metafora, seperti bumi merana. Pada prinsip keterhubungan pendekatan ekohermeneutik Habel, bumi dan manusia adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan, sehingga hal yang dilakukan manusia akan berdampak kepada bumi dan begitu juga sebaliknya. Konteks kerusakan ekologi di Jambi dan teks Yesaya 24:1-23 memiliki akar permasalahan yang sama, yaitu bersumber dari manusia. Pada teks Yesaya 24:1-23 penghancuran bumi terjadi karena manusia melanggar undang-undang dan ketetapan Tuhan. Konteks Jambi memperlihatkan kerusakan ekologi terjadi karena kurangnya kepekaan untuk melakukan tindakan nyata dalam menjalankan peraturan yang telah ditetapkan dan upaya mengatasi masalah kerusakan ekologi baik dari pemerintah Jambi, perusahaan yang memiliki lahan, masyarakat dan gereja. Kepercayaan Orang Rimba bahwa Orang Rimba dan alam adalah kesatuan dapat dipertimbangkan, seperti prinsip keterhubungan Habel. Tujuannya agar terciptanya keberlanjutan ekologi, keadilan sosial dan kesejahteraan manusia, seperti teori bioregionalisme dan transaksionalisme Richard Evanoff.}, url = {https://katalog.ukdw.ac.id/8309/} }