%L katalog8306 %I Universitas Kristen Duta Wacana %D 2024 %X Persoalan ekologi dewasa ini, menjadi topik yang cukup hangat dibicarakan khususnya di kalangan pemerhati lingkungan hidup. Gaya hidup manusia tanpa sadar banyak memberi dampak yang tidak baik pada keberlanjutan lingkungan hidup. Tindakan-tindakan terhadap alam, bahkan pemotongan binatang yang berlebihan serta penafsiran terhadap teks Alkitab yang bersifat dominan menjadi sumber permasalahan ekologi. Permasalahan ini tidak bisa hanya ditangani dengan tindakan praktis namun perlu dasar berpijak yang akan menolong dalam upaya menjawab tantangan permasalahan ekologi. Melalui tulisan ini, penulis mencoba untuk melakukan penafsiran terhadap teks Kejadian 1:26-31. Teks ini merupakan teks yang cukup kontroversi karena sering ditafsirkan secara dominan sehingga menyebabkan dominasi manusia yang semena-mena terhadap ala lingkungan hidup. Penulis akan menggunakan metode Seeing Through untuk menafsirkan teks ini, dengan tujuan menghasilkan pengayaan makna pada teks. Adapun lensa yang digunakan dalam penafsiran ini adalah Passomba Tedong. Passomba Tedong merupakan hymne yang diucapkan dalam upacara massomba tedong. Tradisi ini tidak bisa dilepaskan dari Aluk To Dolo. Pembacaan seeing through terhadap teks Kejadian 1:26-31 dapat dipahami bahwa melalui lensa Tallu Lolona segambar dan serupa dengan Allah itu tidak hanya pada diri manusia namun juga pada seluruh ciptaan, melalui lensa To Sangserekan ditemukan bahwa ciptaan adalah saudara sebab berasal dari zat yang sama, dan ditemukan pula makna bahwa karena seluruh ciptaan adalah saudara maka mereka memiliki kedudukan yang sama. Upaya penafsiran ini sebagai langkah untuk menafsirkan teks dengan kekayaan kearifan lokal Toraja dalam menjawab tantangan ekologi khususnya di Toraja. %A Sriyuni %K Aluk Todolo, Kejadian 1:26-31, Passomba Tedong, Seeing Through, Segambar dan Serupa dengan Allah. %T MERAYAKAN KESETARAAN, MERAWAT EKOLOGI: MEMBACA KEJADIAN 1:26-31 MELALUI LENSA PASSOMBA TEDONG